Helikopter yang jatuh di danau Buperta Cibubur dievakuasi menggunakan crane dari dalam rawa. (foto: ist)

NEWS

CBA soal Modernisasi Alutsista: Paling Penting Kontrol, Profesionalisme dan Integritas

Selasa 31 Agu 2021, 18:21 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah dinilai perlu mengevaluasi sistem pertahanan di Indonesia, khususnya terkait umur alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengaku prihatin atas terjadinya kecelakaan alutsista. Apalagi jika kecelakaan tersebut akibat manajemen perawatan yang tidak proporsional.

Jajang mencontohkan jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI AD di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, belum lama ini. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sejumlah prajurit gugur.

"Helikopter M1-17 yang jatuh di Kendal tergolong helikopter baru, dan hasil investigasi salah satu faktor kecelakaan adalah aspek manajemen yang buruk serta komponen alat yang tidak layak," ujar Jajang Nurjaman di Jakarta, Minggu (29/8/2021).

Jajang menilai, adanya kecelakaan helikopter Mi-17 jelas ada kelalaian dalam manajemen dan perawatan di tubuh TNI AD selama ini.

16 Kasus 

Dalam rentang waktu 2015-2021 sudah ada 16 kecelakaan alutista TNI dengan total ratusan korban. Rentetan kecelakaan alutista hanya puncak gunung es dari bobroknya pengelolaan sistem alutista.

"Belasan Alutista dan ratusan tentara akhirnya jadi tumbal," tandasnya.

Jajang pun meminta agar kecelakaan alutsista tidak berulang maka pemerintah perlu melakukan evaluasi serius terkait kebijakan alutista kedepannya.

Ia menegaskan, jangan hanya isu modernisasi alutsista yang digembar-gemborkan sehingga menjadi alasan menambah anggaran. Manajemen, kontrol, pengawasan dan paling penting profesionalisme serta integritas di tubuh TNI AD, merujuk pada kejadian kecelakaan Helikopter Mi-17, juga perlu diperbaiki.

"Hasil dari investigasi dan temuan kecelakaan masuk ke pengadilan militer," tegasnya.

Humas KNKT, Indrianto mengatakan, hasil investigasi jatuhnya Heli MI-17 milik TNI AD diberikan ke pihak TNI AD.

Investigasi

Indrianto mengakui hingga saat ini pihak KNKT tidak melakukan publikasi atas kecelakaan heli tersebut. Dia pun mempersilakan untuk mengoreksi keterangan lebih lanjut ke bagian investigasi KNKT.

"Hasil investigasi jatuhnya Heli diberikan ke pihak TNI AD, pihak KNKT tidak melakukan publikasi, keterangan lebih lanjut hubungi Pak Anggo (Plt. Kasubbag Datin dan Humas KNKT)," ujarnya, Sabtu (28/8/2021).

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kasubbag Datin dan Humas KNKT, Anggo Anurogo mengatakan, dalam kecelakaan Heli tersebut KNKT hanya dimintai bantuan. Bisa dikatakan sebagai tim ahli saja. Sementara untuk laporan dan hasil investigasi menjadi ranah dari TNI AD.

Tidak Sesuai Standar

Berdasarkan paparan dari Kepala Tim Investigasi Brigjen TNI Sudarji dalam tayangan YouTube TNI AD yang dipublikasikan pada 26 Oktober 2020 yang lalu diketahui aspek utama dari penyebab kecelakaan adalah adanya komponen material helikopter yang tidak sesuai dengan standar.

Pada sisi lain aspek manajemen dari mulai peliharaan, pendidikan penerbang sampai dengan latihan terbang ini dilaksanakan tidak dengan manajemen yang baik, sehingga berpengaruh pada performa helikopter. Dan diakui oleh KASAD Jenderal TNI. Andika Perkasa kesemua nya sebagai kesalahan Mabesad, sebagaimana dimuat dalam tayangan YouTube TNI AD di atas. 

Helikopter MI-17 milik TNI AD jatuh di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, Sabtu 6 Juni 2020. Helikopter yang ditumpangi sembilan prajurit TNI tersebut sedang melakukan latihan.

Saatkejadian, empat prajurit meninggal dalam kejadian nahas tersebut. Keempat prajurit yang meninggal dalam peristiwa tersebut masing-masing Lettu Wisnu Tia Aruni, Kapten I Kadek Suardiasa, Kapten Fredy Vebryanto Nugroho, dan Kapten Yulius Hendro.

Korban meninggal kemudian bertambah 1 orang. Lettu Cpn Vira Yudha meninggal dunia pada Sabtu (13/6/2020) malam setelah menjalani perawatan intensif di RS Dr Kariadi Semarang. (*/ys)

Tags:
CBAalutsistaCBA soal Modernisasi Alutsista: Paling Penting KontrolProfesionalisme dan IntegritasModernisasi AlutsistaintegritasProfesionalisme

Administrator

Reporter

Administrator

Editor