Ide bisnispun berkembang tanpa batas seperti pengembangan produk dan pelayanan catering khusus pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri, penggunaan packaging yang menarik untuk menambah nilai jual, kerjasama delivery secara online sebagai upaya untuk membatasi kontak dan lain sebagainya.
Hal lain yang menarik adalah tinggi solidaritas atas pertemanan yang terjadi di media sosial.
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat kolektif yang harus diakui menjadi modal sosial yang sangat besar bagi masyarakat untuk secara bersama mengatasi dampak dari pendemi ini.
Modal sosial ini digunakan sebagai alat untuk mendukung dan saling menguatkan antar sesama pelaku usaha rumahan.
Sebagai contoh beberapa pelaku usaha rumahan di Depok, Jawa Barat, memperbolehkan lingkaran pertemanannya untuk mempromosikan produknya di laman media sosial teman yang lain yang usahanya lebih besar pada saat-saat tertentu, tanpa memiliki ketakutan konsumennya akan berkurang.
Hal ini memperlihatkan budaya guyup, tolong menolong dan saling membantu masih kental dalam masyarakat Indonesia ditengah kemajuan yang terjadi saat ini.
Fenomena menarik lainnya adalah tidak berkurangnya jiwa sosial dari para pelaku usaha rumahan ini, untuk membantu satu dengan lainnya.
Contoh lainnya adalah kegiatan sedekah membagi makanan produk usahanya yang dilakukan secara rutin oleh beberapa komunitas.
Hal ini sebagai bentuk rasa empati bahwa semua terdampak karena pandemi ini.
Pandemi tidak menyurutkan semangat para pelaku usaha rumahan untuk tetap semangat dalam mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangganya.
Upaya saling mendukung satu dengan yang lainnya menegaskan ciri budaya gotong royong masyarakat Indonesia yang masih kuat.
Bisnis kuliner atau apapun yang dilakukan secara online adalah bisnis kepercayaan.