JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah wilayah DKI Jakarta sebelumnya pernah dilakukan.
Salah satunya di SDN Cipinang Melayu 08 Pagi, Jakarta Timur.
Kepala Sekolah SDN Cipinang Melayu 08 Pagi, Sondang Aryani menuturkan ketika hari pertama uji coba PTM yang terjadi pada Rabu (7/4/2021) lalu, siswa-siswi jadi canggung untuk berinteraksi padahal sudah saling kenal.
"Waktu (uji coba) PTM pertama kali, mereka itu seperti asing tidak mengenal satu sama lain padahal sebelumnya itu sangat akrab," katanya kepada wartawan di SDN Cipinang Melayu 08 Pagi, Sabtu (28/8/2021).
Dia pun berharap dengan digelarnya PTM nanti pada Senin (30/8/2021) mendatang, dapat membuat siswa-siswi bisa kembali bersosialisasi.
Sebab, selama ini, kegiatan belajar di rumah, membuat antar siswa jadi jarang bertemu.
"Kami berharap anak-anak bisa kembali belajar seperti biasa, mereka bisa bersosialisasi kembali dengan teman-temannya yang selama ini kan jarang bertemu. Nah mungkin hal ini (pembelajaran tatap muka) bisa membuat mereka lebih bergairah lagi dalam belajar," pungkasnya.
Sebelumnya dikabarkan, sejumlah sekolah melakukan persiapan jelang digelarnya pembelajaran tatap muka (PTM) yang bakal digelar Senin (30/8/2021) mendatang.
Kepala Sekolah SDN Cipinang Melayu 08 Pagi, Sondang Aryani menyatakan guna menunjang proses PTM yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19, pihaknya menyiapkan segala fasilitas yang diatur oleh pemerintah, terutama yang menyangkut dengan protokol kesehatan.
Dia mengaku saat ini hanya tinggal melengkapi saja apa yang sudah ada. Sebab, SDN Cipinang Melayu 08 Pagi sebelumnya juga sudah melakukan uji coba PTM pada bulan April hingga Juni lalu.
"Persiapan kami dari SDN Cipinang Melayu 08 Pagi, karena sudah mengalami (uji coba) PTM yang lalu, persiapan-persiapan itu tinggal melengkapi saja," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (28/8/2021).
Masih dengan Sondang, adapun karena kapasitas yang boleh melakukan PTM hanya 50 persen pada setiap kelasnya, nanti hanya diisi 16 murid dari total kapasitas yang seharusnya 32 murid.
Untuk satu ruang (kelas) ada 16 anak, karena 50 persen yang harus hadir, dari jumlah murid semua kan ada 32 anak.
Ruang juga sudah dibuat se-prokes mungkin, supaya anak-anak tidak saling berkerumun jika berada di ruang kelas.
Kemudian para guru juga sudah divaksin semua sehingga terjaminlah keamanan, terhindar dari virus.
Wastafel untuk cuci tangan juga telah disiapkan di pintu masuk maupun keluar sehingga murid atau siapapun yang melintas bisa mencuci tangannya terlebih dahulu guna mencegah terjadinya penularan virus Covid-19.
"Kemudian spanduk untuk memakai masker di lingkungan sini juga sudah kami siapkan," tutup Sondang.
Adanya spanduk yang berisi imbauan memakai masker guna mengingatkan kepada segenap pihak yang ada di area sekolah betapa pentingnya penggunaan masker guna menghindari terjadinya penularan Covid-19. (cr02)