Ketua Balitbang Golkar, Jerry Sambuaga. (ist)

Nasional

Jerry Sambuaga Tanggapi Konflik Afganistan, Masyarakat Indonesia Diminta Perkuat Nasionalisme dan Demokrasi

Jumat 20 Agu 2021, 17:19 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kuatnya rasa nasionalisme dan demokrasi menjadi kunci pemersatu masyarakat Indonesia.

Hal itu pun sejalan dengan ciri multikultur yang dimiliki bangsa ini.

Adanya keinginan untuk tetap menciptakan itu, pun diutarakan Ketua Balitbang Golkar, Jerry Sambuaga dengan menyikapi yang terjadi di negara Afghanistan.

Negara tersebut dikuasai kembali oleh rezim taliban seiring rencana penarikan pasukan Amerika Serikat akhir Agustus ini.

Kata Jerry, sikap nasionalisme dan demokrasi di Tanah Air pernah disinggung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto pada peringatan ke-50 CSIS beberapa waktu lalu.

Dalam pidato tersebut Airlangga menekankan pentingnya pendidikan demokrasi untuk menghadapi berbagai macam tantangan saat ini.

“Pidato Ketua Umum Golkar dalam sangat relevan ditinjau dari dua konteks, yaitu pandemi dan kedua menguatnya populisme selama satu dekade terakhir,” kata Jerry berdasarkan keterangannya pada Jumat (20/8/201).

Menurut Jerry, pandemi telah membuat kualitas demorkasi di berbagai negara menurun.

Trend ini merupakan imbas dari upaya penanganan pandemi yang memang harus lebih punya kendali kuat bagi perilaku masyarakat agar proses kurasi dan mitigasi bisa berjalan baik.

“Indonesia sendiri masih menunjukkan performa demokrasi yang cukup baik khususnya di sektor yang berkaitan dengan proses elektoral dan pluralism,” ujar Jerry yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri Perdagangan RI ini.

Dia menambahkan, pidato kebangsaan Airlangga juga dinilai relevan dalam kaitan menguatnya populisme, termasuk di Indonesia.

“Indonesia harus terus menyegarkan kembali nilai-nilai demokrasi berbasis multikulturalisme agar semua elemen di Indonesia merasa memiliki negara dan bangsanya,” jelasnya.

Seperti diketahui, beberapa hari belakangan ini masyarakat dunia termasuk Indonesia sedang memperhatikan perkembangan terbaru di Afghanistan.

Bagi banyak pihak, penarikan pasukan Amerika Serikat ini menunjukkan lemahnya pemerintahan bentukan negeri Adi Daya itu.

Selain itu, naiknya taliban dikhawatirkan akan memperkuat kembali populisme agama di seluruh dunia.

Afghanistan sendiri selama ini diketahui kesulitan menemukan nilai-nilai dasar bersama yang bisa menyatukan negara itu.

Dari segi etnis, ada beberapa seperti Pashtun, Tajik, Hazara, Uzbek dan sebagainya yang terus berebut pengaruh tradisional mereka.

Pada saat yang sama kekuatan agamis radikal, moderat, komunis dan kelompok yang lebih liberal ikut mewarnai dan menentukan tarik ulur kekuasaan.

Selanjutnya Afghanistan akhirnya terseret dalam pusaran politik internasional dimana negara-negara adidaya berebut pengaruh.

Uni Sovyet di masa lalu, kemudian Amerika Serikat dan sekutunya dan sekarang China ikut dalam arena perebutan pengaruh. (deny)

Tags:
Rezim TalibanKetua Balitbang GolkarJerry Sambuagaafghanistan

Deni Zainudin

Reporter

Administrator

Editor