SERANG, POSKOTA.CO.ID - Pendamping suku adat Baduy, Uday Suhada mendorong agar pelaku penghina suku adat Baduy segera meminta maaf secara baik-baik kepada kasepuhan.
Menurut Uday, membaca tulisan saudara Mohammad Barnie, oknum wartawan tirto.id melalui akun Twitter-nya yang diunggah Senin 16 Agustus jam 08:40, adalah bentuk penghinaan terhadap masyarakat adat Kanekes (Baduy), Lebak, Banten.
"Kalimatnya sangat merendahkan. Tak pantas seorang jurnalis membuat statement yang menyakiti hati Urang Kanekes," ujarnya.
Cuitan itu, lanjut Uday, terbilang rasis dan su'ul adab, yang sangat tidak pantas diungkapkan oleh seorang insan pers.
Karena itu, dirinya selaku pecinta Baduy yang intens berkomunikasi dengan para tokoh adatnya sejak 1994, menyatakan keberatan atas pernyataan Mohammad Bernie dalam twitternya yang menghina urang Kanekes.
"Saya merasa tersinggung atas statement-nya yang melukai nilai-nilai kemanusiaannya," ucapnya.
Maka dari itu Uday menuntut saudara Mohammad Barnie untuk segera menyampaikan permohonan maaf secara langsung dan terbuka serta pernyataan tak akan lagi menghina warga Kanekes.
Apabila dalam 1x24 jam sejak dibuatnya pernyataan ini tidak diindahkan, maka saya dan kelompok pecinta Baduy akan menggalang berbagai elemen warga Banten untuk meminta pertanggungjawaban saudara Mohammad Bernie secara langsung kepada masyarakat adat Baduy.
"Namun jika permintaan itu tidak dilakukan, maka saya akan bawa kasus ini ke kepolisian. Saya akan buat laporan ke Polda Metro Jaya," ungkapnya.
Diakui Uday, jika misalnya yang bersangkutan takut, jangan khawatir.
Warga Baduy itu punya prinsip hidup yang luar biasa untuk memuliakan kehidupan dan memanusiakan manusia.
"Kalau dia minta ditemenin dan didampingin saya siap. Ini untuk kebaikan dia sendiri. Tapi kalau dia abaikan, dianggap ini remeh, terpaksa langkah itu akan saya tempuh," tegas Uday.
Uday menjelaskan, di Baduy itu ada keyakinan, dan masyarakat luar juga banyak yang meyakini, jika orang luar ada yang mempunyai persoalan dengan orang Baduy, dan ia mengabaikannya dan tidak meminta maaf, maka itu ada dampak yang akan terjadi pada si pelaku.
"Dampaknya memang tidak secara fisik, tapi itu pasti akan terjadi," ujarnya.
Uday menceritakan, dulu juga pernah sempat kejadian ada seorang wartawan televisi swasta yang mengambil gambar suku Baduy dalam, dan itu sudah dipublikasikan ke publik.
"Warga Baduy saat itu meminta kepada yang bersangkutan untuk meminta maaf, dan akhirnya dilakukan. Alhamdulillah sampai saat ini yang bersangkutan masih baik-baik saja," ucapnya.
Dalam proses permintaan maaf itu, tambah Uday, ada serangkaian ritual yang harus dilakukan, namanya upacara adat nyapuan atau bebersih.
"Ada persyaratan yang harus ditempuh sepeti menyiapkan keris, sepucuk, kain kafan dan berbagai macam lainnya," tutupnya. (kontributor banten/luthfillah)