SERANG, POSKOTA.CO.ID - Dokter Nuri Kasari dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Cipocok Jaya, menjadi salah satu dokter teladan yang disematkan oleh Pemkot Serang beberapa waktu yang lalu.
Dokter Nuri mengalahkan 15 Nakes lainnya dari 16 Puskesmas yang ada di Kota Serang dalam kategori dokter teladan berkat berbagai inovasinya yang diterapkan dalam penanganan kesehatan masyarakat.
Salah satu inovasi yang dilakukan dokter Nuri adalah dalam penanganan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang yang gejalanya hampir sama dengan Covid-19.
"Kedua penyakit ini sama persis dari mulai gejala dan sebarannya," ujarnya, Senin (16/08/2021).
Gejala pada orang yang suspek TBC yakni demam, batuk serta menurunnya berat badan karena hilangnya selera makan. Hal itu hampir sama dengan gejala Covid-19.
"Makanya setiap pasien TBC yang kami periksa, jika gejalanya mengarah kepada Covid-19 kami lakukan tes antibodi serta swab untuk memastikan gejalanya," ucapnya.
Sejauh ini, lanjutnya, dari sekian banyak pasien TBC yang dilakukan pemeriksaan, alhamdulillah tidak ada yang positif Covid-19.
Namun harus diakui, Pandemi ini menjadi salah satu kendala penanganannya meningkatkan angka Standar Pelayanan Minimun (SPM) pelayanan yang dilakukan.
"Secara nasional angka penanganan TBC memang menurun, baru mencapai 40 persen, sedangkan sisanya belum tertangani," ungkapnya.
Sedangkan untuk di Kecamatan Cipocok Jaya sendiri baru mencapai 30 persen yang tertangani, sedangkan sisanya masih berkeliaran di tengah masyarakat.
"Ini menjadi PR kami di tengah Pandemi ini, karena kalau tidak segera ditangani bisa dipastikan angkanya akan terus mengalami kenaikan, karena TBC itu menular sama kaya Cover," jelasnya.
Dalam penanganan Covid, tambahnya, setiap satu orang yang suspek itu dilakukan tracking minimal 14 orang yang pernah melakukan kontak langsung.
Begitu pula pada pasien yang suspek TBC, itu minimal 15 orang dilakukan tracking, dan pasti ada salah satunya yang positif.
"Karena masyarakat banyak yang ketakutan ketika dilakukan pemeriksaan, makanya kami langsung lakukan jemput bola. Kami namakan kegiatan ini tos cageur TBC, jeung lawan Covid-19," katanya.
Program ini, tambah Nuri, sudah ia lakukan sejak tahun 2019 lalu dimana saat itu di Kecamatan Cipocok ini angka temuan kasus dan SPM-nya masih kecil
"Tahun 2019 itu masih sangat kecil hanya mencapai 2 persen. Kemudian kami galakkan inovasi ini, alhamdulillah pada tahun 2020 naik menjadi 11 persen, sampai saat ini inovasi ini terus berjalan dan terus naik menjadi 15 persen," jelasnya.
Nuri menargetkan pada tahun 2021 ini, capaian penanganan TBC mencapai target sebanyak 320 orang yang saat ini baru mencapai 30 orang yang dilakukan pemeriksaan.
"Kami terus melakukan jemput bola ke rumah-rumah pasien, karena sebagian besar masyarakat yang mengalami gejala TBC mengaku malu untuk melakukan pengobatan ke PKM," katanya.
Menurut Nuri, program ini bisa terlaksana atas kerjasama semua pihak, baik itu kelurahan maupun kecamatan serta laboratorium daerah yang senantiasa mendukung setiap kegiatan yang dilaksanakan.
"Tanpa kerjasama tim, inovasi ini tidak akan bisa berjalan dengan baik," tutupnya. (*)