ADVERTISEMENT
Rabu, 28 Juli 2021 18:51 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peneliti Formappi Lucius Karus mengkiritisi soal fasilitas khusus isoman di hotel bagi anggota DPR yang sudah diputuskan Sekjen DPR.
Menurut peneliti Formappi itu, kebijakan tersebut kembali menambah deretan kebijakan DPR yang memprihatinkan.
Hal itu meemperihatkan minimnya kepedulian dan empati pada nasib rakyat di saat bersamaan juga mengalami kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan dan isoman di masa pandemi ini.
Formappi sejak awal pandemi menilai, kebijakan serupa beberapa kali muncul dari parlemen.
Misalnya, Test PCR khusus ketika warga kebanyakan kesulitan karena mahalnya, vaksinasi khusus bagi anggota dan keluarga, permintaan ICU khusus, sampai kebijakan plat kendaraan khusus anggota DPR.
"Sayangnya semua protes dan kritikan itu nampak dianggap angin lalu. Maka bukan hanya kebijakannya saja yang membuat DPR dianggap tak peduli tetapi juga soal respons mereka pada suara publik," kata Lucius, Rabu (28/07/2021).
Bagi DPR, Lucius menyebut, ketakpedulian pada suara rakyat tentu saja sesuatu yang kontras. Secara kelembagaan DPR adalah satu-satunya lembaga yang bekerja atas kepercayaan untuk mewakili publik atau rakyat di hadapan kebjjakan pemerintah.
"Kebjjakan DPR harus berdasarkan aspirasi dan kondisi rakyat," katanya.
Apalagi, ucapnya, di masa sulit pandemi saat ini. "Masa dimana seharusnya DPR dituntut sungguh-sungguh menghadirkan wajah perwakilan rakyat yang nyatanya tak berdaya karena kondisi krisis karena pandemi yang berkepanjangan," ujarnya.
Akan tetapi fakta kebijakan yang muncul dari parlemen selama pandemi dan bagaimana DPR tak.peduli dengan masukan dan kritikan publik tentu sangat mengecewakan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT