INGGRIS, POSKOTA.CO.ID – Baru-baru ini pria Inggris berusia 61 tahun dikabarkan alami kelumpuhan otot wajah atau Bell's palsy.
Hal itu ia alami usai terima suntikkan vaksin Covid-19 Pfizer, padahal pria ini tidak memiliki riwayat kelumpuhan saraf wajah.
Semakin hari kondisinya semakin mengkhawatirkan, ia kesulitan menelan dan kesulitan menutupi mata bagian kiri sepenuhnya.
Lalu, pasien itu datang ke UGD dan diberi resep steroid sebelum dirujuk ke Klinik Telinga dan Hidung Darurat.
"Terjadinya kelumpuhan wajah segera setelah suntik vaksin Covid-19 menunjukkan bahwa Bell's palsy berkaitan dengan vaksin Pfizer, meskipun hubungan sebab dan akibatnya belum jelas," kata dokter dikutip poskota.co.id dari Express.
"Dari kasus ini, setiap orang disarankan diskusi mengenai vaksin mRNA dengan dokter umum untuk mempertimbangkan risiko dan manfaatnya yang bisa diperoleh," jelasnya.
Bell's palsy ini terkait dengan peradangan dan pembengkakan saraf wajah, karena penumpukan atau pembentukan akibat virus menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi wajah.
Mengenai hal itu, pakar neurologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, Jason D Hinman menjelaskan, Bell'spalsy disebabkan oleh kerusakan pada saraf kranial ketujuh yakni salah satu saraf wajah.
"Ini bisa terjadi akibat trauma, tetapi lebih sering terjadi karena infeksi virus pada saraf itu sendiri," ujarnya.
Lantas apakah memang ada hubungannya kondisi kelumpuhan wajah dengan vaksin Covid-19?
Hinman tak yakin kondisi ini bisa disebabkan karena SARS-COV-2 atau virus yang menyebabkan Covid-19 ataupun vaksinnya.
"Saya tidak dapat membuat hubungan langsung dengan vaksin dan menduga ini kebetulan. Angka kejadian Bell's palsy kira-kira 20 dari 100.000 orang. Sementara studi Pfizer memeriksa 38.000 pasien," tutur dia.
Menurut dia, jumlah kecil subjek penelitian yang diketahui telah mengembangkan kondisi ini mengerdilkan ratusan ribu orang yang terdaftar dalam uji coba penelitian. (cr09)