TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Akan dijadikan lahan untuk pemakaman Covid-19, warga TPU Selapajang menggugat. Gugatan ini dilakukan karena adanya dugaan penyerobotan lahan tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat Selapajang, Ahmad Taufik Hidayat mengungkapkan penggunaan lahan wakaf seluas 1,5 hektare belum ada pemberitahuan.
"Kami kan jadi kaget, kok dimakamkan di tanah wakaf kami semua kaget warga, RT, tokoh semua kaget," ujarnya Rabu (14/7/2021).
Atas kejadian ini warga yang menolak kemudian melalukan protes di kantor UPT TPU Selapajang. Lantaran, mereka merasa tidak ada sosialiasi atau pemberitahuan terkait pengguna lahan tersebut.
"Ya kami protes karena kita tidak pernah merasa memberikan mandat apalagi memberikan kuasa apapun terkait wakaf itu jadi kami protes," katanya.
Menurut dia, total lahan yang digunakan saat ini sudah terdapat 32 makam jenazah pasien Covid-19. Sebagian liang yang sebelumnya sudah digali kini ditimbun dengan tanah lagi.
"Kami warga dan tokoh nggak ada sama sekali pemberitahuan dan itu kerja samanya sepihak," kata Taufik.
Taufik menduga adanya persekongkolan antara Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kota Tangerang dengan individu lain dalam penggunaan lahan tersebut. Pasalnya, terdapat surat persetujuan serah terima pergantian tanah pemakaman wakaf Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari.
Surat tersebut telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Perkim Kota Tangerang, Tatang Sutisna sebagai pihak kesatu. Kemudian, pihak kedua, Mardoli. Dalam surat itu Mardoli bertindak sebagai pengurus Tempat Pemakaman Wakaf Selapajang.
Dalam surat itu menyatakan pihak kesatu menyerahkan lahan tanah pemakaman Wakaf Selapajang seluas kurang lebih 1.296 meter persegi. Pihak kedua menerima pergantian lahan tersebut.
Menurut Taufik, surat tersebut tidak sah lantaran tak terdapat aturan hukum yang berlaku. Seharusnya, kata dia, Rislah itu terdapat legal formal.
"Harusnya ada notaris kalau secara hukum. Diketahui banyak orang baru setelah resmi silakan secara hukum. Harus ada musyawarah. Bermusyawarah lah kamu dengan segala urusan. Urusan apapun bisa selesai kalo ada musyawarah," jelasnya.
Taufik mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya musyawarah dengan pihak terkait. Apalagi lahan tersebut kini sudah terdapat 32 makam dari pasien Covid-19.
"Permintaan warga, kami minta uruk lagi untuk lubang yang sudah jadi. Permasalahan makam yang sudah jadi insyaallah kami rapatkan hari ini. Apakah digali atau pindah atau tetap di sana besok keputusannya," ungkapnya. (kontributor/muhammad iqbal)