Kerap Terkendala Sinyal, PPDB di SMAN 10 Wanasalam Juga Dibuka Offline
Akses Sinyal Masih Menjadi Masalah, PPDB SMAN 1 Wanasalam Juga Membuka Layanan Offline
LEBAK, POSKOTA .CO.ID - Sulitnya akses sinyal masih menjadi masalah dalam pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2021-2022, bagi para calon siswa-siswi di daerah pesisir laut Kabupaten Lebak.
Menyadari hal tersebut, pihak panitia PPDB pada SMAN 1 Wanasalam, Kabupaten Lebak juga membuka layanan pendaftaran offline bagi para calon siswa yang terkendala akan sinyal.
Ketua Panitia PPDB SMAN 1 Wanasalam, Afid menjelaskan, pendaftaran offline itu adalah dengan penyediaan operator khusus yang membantu para siswa.
"Jadi para siswa yang terdala dengan sinyal ataupun teknis lainnya dapat datang langsung ke sekolah, dan menyerahkan dokumen-dokumen persyaratannya. Biar pihak panitia yang mendaftarkannya secara online," kata Afid kepada Pos Kota.
Sudah dibuka, pelaksanaannya pun dilakukan secara online untuk mengantisipasi kerumunan, namun jika calon siswa kesulitan, pendaftaran dapat dibantu oleh operator sekolah.
PPDB sendiri dilaksanakan dari tanggal 21-23 Juni untuk jalur zonasi, sedangkan 30 Juni - 04 Juli untuk jalur prestasi dan afirmasi.
Katanya, para operator tersebut akan siap melayani para siswa hingga waktu PPDB selesai.
"Karena ada keluhan dari orang tua calon siswa atau calon siswa yang mengalami kesulitan pendaftaran, maka calon siswa dapat dibantu dengan menyerahkan berkas ke sekolah, lalu dibantu oleh panitia atau operator sekolah. Keluhan mengenai akses server yang sering bermasalah pun ada disampaikan ke kami," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Wanasalam, Jusari, menambahkan PPDB ada 4 jalur, yaitu Zonasi, Afirmasi, Prestasi dan Perpindahan Orang Tua.
"PPDB ada 4 kriteria seperti yang saya sebutkan tadi, mengenai kendala server atau ada trouble sistem, ya mungkin karena masih baru. Selain itu ada kendala juga beberapa wilayah masih blank spot, lalu kendala koordinat yang terkadang tidak sama dengan alamat calon siswa," terangnya.
Mengenai pendaftaran secara online, Jusari menjelaskan bahwa hal tersebut adalah keinginan pihak provinsi yang tentunya sebagai antisipasi agar tidak terjadi kerumunan dimasa pandemi.
"Provinsi inginkan agar calon siswa daftar dirumah, ketika kesulitan, kita sifatnya hanya membantu. Siswa serahkan berkas dan langsung disuruh pulang lagi. Untuk kuota ada 7 kelas dengan masing-masing rombel 36 siswa," pungkasnya. (*)