JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) berencana menjadikan kawasan Condet, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, sebagai salah satu tempat destinasi wisata.
Selain menampilkan berbagai tempat bersejarah yang ada, nantinya aliran kali Ciliwung yang melintasi sepanjang Condet juga akan menjadi wisata air.
Camat Kramat Jati, Eka Darmawan mengatakan, pihaknya terus bersiap untuk mewujudkan lokasi Condet sebagai salah satu destinasi wisata.
Dimana saat ini, di lahan seluas 3,3 hektar sudah ditanami salak Condet yang terkenal oleh warga.
"Saat ini memang ada bermacam-macam tanaman, namun yang lebih dominan itu pohon salak Condet yang kini jumlahnya mencapai 1600 pohon," katanya, Jumat (18/6).
Dikatakan Eka, selain salak Condet yang terkenal, pohon dukuh juga menjadi tanaman lainnya yang kini menghiasi wilayah tersebut.
Tercatat, ada 140 pohon duku yang setiap tahunnya sudah bisa di panen dan selama ini kerap dinikmati warga.
"Tanaman yang lainnya yang menunjang dalam pelestarian kebudayaan Betawi di sini ada melinjo, yang kini jumlahnya mencapai 30 pohon," ujarnya.
Camat, tanaman yang ada di Condet itu sendiri sudah ada sejak 200 tahun atau 100 tahun lalu, sehingga memiliki banyak sejarah.
Karena itu, ketika ada wacana akan dijadikan lokasi wisata pada 2006-2007 lalu, akhirnya lahan seluas 3 hektar yang dipenuhi pohon itulah akhirnya dibebaskan oleh DKI.
"Dan selama ini juga, kawasan tersebut kerap didatangi pelajar dan mahasiswa perguruan tinggi yang mau belajar, maupum uji coba tentang salak condet seperti ini kualitasnya dan lain-lain," ungkapnya.
Selain tanaman yang menghiasai kawasan Condet, lanjut Eka, kawasan tersebut juga kental dengan kebudayaan Betawi.
Dimana kesenian dan adat istiadat yang ada hingga kini masih kental didalam lingkungan warganya.
"Warga disini semua adalah asli Betawi yang hingga kini terus menjaga adat istiadat mereka, agar budaya mereka tetap tumbuh dan mengalir di darah keturunan mereka," imbuhnya.
Sementara itu, Penggagas Komunitas Ciliwung, Abdul Kodir menambahkan, pihaknya sangat mendukung penuh akan rencana pemerintah menjadikan kawasan Condet sebagai Destinasi wisata.
Karena dengan begitu, akan membawa nama wilayah ini semakin dikenal warga hingga ke seluruh pelosok.
"Akan terus kami dukung apa yang akan dijalankan pemerintah, kami pun sudah membuka pintu ini dan mengambilnya dengan baik," ujarnya.
Namun, kata pria asli Condet ini, sebelum dibentuk destinasi wisata, pemerintah terlebih dahulu melindungi apa yang ada di Condet.
Caranya memberi perlindungan terhadap tanaman yang selama ini ada mulai dari Salak Condet, Dukuh Condet, pohon kecapi, dan bahkan pohon Pucung.
"Semua pohon itu adalah asli Condet, karena semua yang ada disini. Namun ini bukan hanya milik orang Condet, dan Jakarta, ini milik dunia. Dunia juga harus tahu kalau di Jakarta ini ada jenis tamanan yang hanya ada satu di dunia," ungkapnya.
Menurutnya, semua jenis tanaman yang ada, merupakan keberagaman flora, dan keberagaman ilmu pengetahuan.
Pasalnya, di lokasi yang disebut cagar budaya ini, penelitian akan peninggalan bersejarah ini harus tetap dijaga.
"Di Condet ada budaya, dan disini juga ada budaya pertanian, perlindungan hanya ada disini. Tapi selama saat ini orang sudah nggak ada yang kenal pohon salak Condet, makanya masalah ini dulu yang harus diselesaikan," terang Kodir.
Dengan menjadikan destinasi wisata, lanjut Kodir, kita juga nggak usah takut dengan banjir, karena masalah ini sudah ada sejak dulu. Pasalnya, bantaran kali yang akan dijadikan destinasi wisata, merupakan daerah resapan air.
"Jadi kalau banjir datang nggak perlu takut, karena memang sejak dulu lokasi ini merupakan daerah resapan. Karena kalau nantinya diubah dengan membuat jalan inspeksi, itu malah membongkar sejarah yang ada," tukasnya. (Ifand)