LEWAT kolom ini (Kamis, 3/6/2021) pernah disinggung perlunya membangun kolaborasi antar-daerah untuk membendung penyebaran Covid-19 pasca lebaran. Daerah dimaksud adalah Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta, jika diperlukan dengan Provinsi Banten.
Ini didasarkan kepada kenyataan bahwa mobilitas penduduk di daerah tersebut sangat tinggi ketika melakukan aktivitas mudik dan balik lebaran. Bahkan, lebih tinggi ketimbang daerah lainnya.
Arus mudik terbanyak berasal dari wilayah Jabodetabek dengan tujuan Jabar, Jateng dan Jawa Timur (Jatim). Dengan begitu arus balik pun akan menuju Jabodetabek dengan menyinggahi wilayah Jateng dan Jabar.
Artinya Jateng dan Jabar merupakan daerah persinggahan interaksi masyarakat (saat arus mudik dan balik Lebaran), belum lagi asal pemudik dari berbagai wilayah di Jateng dan Jabar .
Data Satgas Penanganan Covid-19 menyebutkan penambahan kasus positif pasca lebaran didominasi dari Jabar, Jateng dan DKI Jakarta. Cukup beralasan jika ketiga daerah tersebut lebih waspada dan membangun kerja dalam mengatasi lonjakan Covid-19.
Kolaborasi secara intensif telah dilakukan oleh ketiga pimpinan daerah di ibu kota, antara Gubernur DKI, Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya melalui unsur Tiga Pilar hingga ke tingkat Polsek, Koramil, Kecamatan dan kelurahan, bahkan RT/RW.
Kolaborasi tak hanya menyekat arus balik, tetapi melakukan swab antigen kepada warga yang baru balik mudik hingga ke rumahnya masing-masing. Tak sampai di situ, treatment segera dilakukan, juga tracing terhadap mereka yang kontak dengan pemudik hingga membagikan sembako kepada mereka yang isolasi mandiri.
Kolaborasi semacam ini hendaknya dikembangkan, tak hanya di DKI Jakarta, tetapi antar-daerah yang saling bersentuhan, dalam hal ini DKI Jakarta-Jateng dan Jabar, sebagai daerah dengan tingkat penyebaran tertinggi.
Lonjakan kasus kian menjadi hingga di atas 1.000 orang dalam beberapa hari ini.
Pada Rabu (9/6/2021) kasus positif bertambah 7.725, terbanyak Jabar 1.562 kasus, Jateng 1.457 dan DKI Jakarta 1.376 kasus.
Diprediksi, lonjakan kasus masih terjadi dalam beberapa pekan ke depan seperti dikatakan Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito.
“Untuk itu pemerintah daerah harus saling bergotong royong di wilayahnya, atau pun antar-wilayah sehingga kebijakan penanganan Covid-19 yang dihasilkan dapat secara efektif mencegah penularan antar masyarakat, maupun mencegah masuknya importasi kasus, “ terang Wiku. Bagi masyarakat, tetap jaga kesehatan dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan. (jokles)