ADA sejumlah aktivitas yang perlu diwaspadai bersama bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri tahun ini karena berpotensi menimbulkan kerumunan.
Aktivitas tersebut ritual rutin dilakukan warga masyarakat di saat merayakan lebaran, di antarnya takbir keliling, salat idul Fitri, salam – salaman, bermaaf – maafan sambil cipika cipiki ketemu temun baru atau lama, makan bareng, dan kegiatan ziarah kubur.
Soal takbir keliling sejak awal sudah dilarang sebagaimana seruan pemerintah, mulai dari Kementerian Agama hingga masing – masing kepala daerah.
Alasannya berpotensi menimbulkan kerumunan. Sebagai gantinya takbir di masjid atau musala dengan kapasitas 10 persen dari ruangan yang tersedia.
Kegiatan yang hampir sama dilakukan sehari menjelang lebaran adalah pembagian zakat.
Yang perlu diantisipasi, jangan kumpulkan penerima zakat di suatu tempat. Tetapi hendaknya langsung diserahkan kepada penerimanya (mustahiq).
Selain mengetahui adanya kepastian siapa penerimanya, juga ada penghargaan, ada komunikasi sambung rasa, antara pemberi zakat dan penerima.
Salat Idul Fitri hendaknya dilakukan di lapangan terbuka, dekat masjid atau tempat lain yang memenuhi persyaratan kesehatan, kebersihan dan kenyamaman dalam beribadah.
Dengan kapasitas maksimal 50 persen dari kapasitas. Hindari salat Idul Fitri di ruang tertutup tanpa ventilasi.
Nah, cipika – cipiki biasa dilakukan oleh ibu – ibu selesai salat Ied, apalagi lama baru ketemu. Selain bentuk kebahagiaan, keakraban antar-teman, juga saling menghargai. Tetapi karena masih pandemi, tahan dulu kerinduan untuk cipika – cipiki. Hindari pula rangkulan dan bersalam- salaman.
Boleh jadi tanpa sadar kita bersalaman karena tiba –tiba seseorang langsung memegang telapak tangan mengajak salaman.
Karena saking bahagianya bertahun – tahun baru bertemu sahabat, langsung berangkulan, lupa kalau masih pandemi. Ini yang perlu dihindari.
Sebaiknya sementara menahan diri sebesar apa pun rindu menggelora dalam dada, seperti halnya menahan diri untuk tidak mudik lebaran.
Begitu juga kalau makan bareng karena menjadi adab keluarga di hari lebaran, hndaknya jangan berlama – lama melepas masker. Selesai makan , pakai kembali masker.
Aktivitas lainnya di saat lebaran, biasanya ada tradisi melakukan ziarah ke Tempat Pemakaman Umum (TPU). Karena masih situasi pendemi, kegiatan ziarah ini untuk sementara dilarang sebagaimana seruan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Larangan ini untuk melindungi masyarakat dari paparan Covid-19 dan virus vrian baru corona karena melakukan aktivitas yang berpotensi terjadinya penuluran. “Selamat lebaran, jangan abaikan protokol kesehatan.” (jokles)