Kisah Anak Jalanan Menjadi Seorang Santri: Dulu Boro-Boro Ingat Allah

Minggu 02 Mei 2021, 11:18 WIB
Bintang, seorang santri di Pesantren Tasawuf Underground yang berlokasi ruko kompleks Pasar Cimanggis, Jalan Otista Raya, Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan. (ridsha vimanda)

Bintang, seorang santri di Pesantren Tasawuf Underground yang berlokasi ruko kompleks Pasar Cimanggis, Jalan Otista Raya, Kecamatan Ciputat Tangerang Selatan. (ridsha vimanda)

Padahal, Bintang masih memiliki keluarga dan tempat tinggal di Jakarta.

"Saya pergi dari rumah karena dulu ingin kehidupan bebas. Tapi ternyata kok lama-lama menjadi jenuh hidup sehari-sehari hanya mabuk saja," paparnya. 

Kejenuhan tersebut mengantarkan Bintang bertemu dengan Ustaz Halim Ambiya. Ia mengaku tergerak hatinya untuk berubah setelah bertemu Ustaz Halim.

"Pertama kali bertemu dengan ustaz di kolong jembatan flyover wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Saya bertemu beliau diberikan tentang pengarahan soal hidup," sebutnya.

Bintang masih ingat kalimat yang membuat tergedor hatinya dari Ustaz Halim, yakni 'hidup itu cuma sekali dan jangan disia-siakan. 

"Kalau sudah mati tidak akan bisa melakukan hal berbuat positif," lanjut Bintang menirukan kalimat itu. 

Dari sejak itu, Bintang diminta untuk datang ke Pesantren Tasawuf Underground. Melalui Pesantren Tasawuf Underground, ia bertemu dengan sesama rekannya di jalanan.

"Di sini bisa belajar Iqro sampai Alquran. Dulu mah Iqro bacanya enggak ngerti," paparnya.

Ruko 

Pantauan Poskota, pesantren Tasawuf Underground berada di sebuah ruko blok C No 27 berwarana oranye di Kompleks Ruko Pasar Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan.

Ruko itu memiliki tiga lantai, sedikitnya ada 26 santri yang 'mondok' di pesantren itu.

Mereka, tinggal sekaligus mengaji di sana.

Berita Terkait

News Update