PERTEMANAN. Masih ingatkah kata tesebut muncul dan viral pada masanya? Ya, sebagian orang yang hidup pada masa itu, pasti ingat dong?
Pada masanya juga, tersebutlah seorang duda, dia pejabat dan juga juga sebagai pengusaha yang kaya tajir melintir. Ceritanya, dia dekat sekali dengan seorang wanita, artis cantik.
Nah, karena sering mondar-mandir berduaan, maka nggak salah dong kalau masyarakat luas kepingin tahu hubungan keduanya? Lalu, wartawan sebagai wakil dari masyarakat tentu saja bertanyalah mengenai status hubungan mereka. Pacaran-kah, lalu kapan naik ke pelaminan?
Namun si atis menjawab; ‘No Coment!’ Itu adalah jawaban singkat padat ketika ditanya wartawan. Pokoknya kasus apa saja, jawabnya No Coment!
Tapi sang cowok menjelaskan lebih konkrit. “Kami hanya pertemanan.”
Maka ramailah pada masanya, bahwa banyak yang mengartikan ’pertemanan’ adalah, bisa sebagai sahabat karib, TTM, teman tapi mesra, berpacaran, pokoknya beda- beda tipislah.
Nah, kalau dewasa ini orang diminta, berteman dan ‘pertemanan’ dengan corona. Artinya apa ya? Kalau cowok dan cewek lakukan pertemanan, itu kan asyik-asyik aja kan? Tapi kalau sama corona. Ah, bagaimana bisa mesra? Nggak lah yauw. Justru dengan wabah yang nggak kasat mata ini harus hati-hati. Karena kalau terpapar, bisa kalang kabut!
Ada juga, misalnya dulu sahabat, sejak muda, lalu berkuasa di negeri ini, lalu bagi-bagi kekuasaan. Tapi, begitu bosan ditendang. Yang merasa tertendang, tersingkir nggak terima, marah. Nggak ingat dulu jadi teman, pertemanan mesra banget. Sekarang pada saling gugat menggugat.
Semuanya di dunia ini memang nggak ada yang langgeng. Karena kata pepatah, pesta pasti ada akhirnya. Begitu juga pertemanan, dulu boleh mesra, tapi kini nggak lagi lah! Cukup sampai di sini saja.
Ada pertemanan yang kelewatan, ketika Ibu Kades sama bawahannya, berduaan di kamar, katanya ‘ngobrol’, kok buka baju segala. Gerah? (massoes)