JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Teritorial Kaltim sangat luas dengan mencapai kurang lebih 130.000 KM persegi. Karena personil BNN disana sangat minim maka rawan lalu lintas peredaran narkoba.
Karena daerah tersebut, daerah terdepan dan terluar serta berbatasan langsung dengan Malaysia.
Demikian dikatakan anggota Komisi III DPR RI Rudy Mas'ud saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan BNN, Kamis (18/03/2021).
Rudi meminta kepada Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memperkuat sektor pencegahan narkoba di daerah perbatasan khususnya Kalimantan Timur.
Rudy mengatakan, luas teritorial Kaltim sangat luas dengan mencapai kurang lebih 130.000 KM persegi. Namun personil BNN disana sangat minim.
"BNN di Kota hanya ada 3 sisanya pekerja kontrak dengan 10 kabupaten/kota dan teritorialnya itu sangat luas," kata Rudy.
Rudy menyebut, kalau luas wilayah Kalimantan Timur itu lebih luas satu setengah kali dari Jawa Barat. Ditambah kondisi lapang yang sangat memprihatinkan.
Ia menyebut bila infrastruktur pencegahan narkoba yang tidak memadai dan masih minim harus menjadi perhatian.
Belum lagi kalau Kaltim ini berbatasan langsung dengan Negara Tetangga.
"Minim sekali belum lagi fasilitas dan infrastrukturnya tidak memadai apalagi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga khususnya Malaysia ini harus jadi perhatian. Bila tidak diawasi secara maksimal ini akan menjadi masalah," tegasnya.
Politisi Partai Golkar ini memaparkan beberapa hal yang perlua diperhatikan dalam pencegahan narkoba di wilayah perbatasan.
Selain itu, jalur transportasi di wilayah perbatasan juga harus diperketat untuk memperkuat keamanan negara dari narkoba.
"Seperti, personil yang harus menjadi perhatian dengan wilayah yang sangat luas tapi penduduk minim jadi kalau ini dijadikan pilot project harus diperhatikan," paparnya.
Rudy memberikan apresiasi kepada BNN yanh terus bekerja secara maksimal dalam melakukan pencegahan narkoba.
"Saya apresiasi kepada BNN dan kami memberikan dukungan moril dan BNN harus dijadikan leading sektor pencegahan narkoba dan ini harus dimaksimalkan," tutupnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala BNN Petrus Reinhard Golose menyampaikan, berbagai hal terkait programnya untuk memberantas narkoba di Indonesia.
Adapun satu di antara isu yang menjadi persoalan adalah peningkatan penyebaran dan penggunaan narkoba di masa pandemi.
"Perlu kami sampaikan walaupun dalam masa pandemi Covid-19, meningkatnya peredaran gelap narkotika ditandai dengan antara lain meningkatnya jumlah barang bukti yang diperoleh dalam rangka penegakan hukum," kata Petrus.
Kemudian, ia membeberkan contoh, barang bukti narkotika yang diamankan BNN selama masa pandemi.
Pertama, barang bukti sabu yang berhasil diperoleh hanya dalam waktu tiga bulan sejumlah 808,68 kilogram.
Baca juga: Sebanyak 1600 Pegawai dan Anggota BNN Jalani Vaksinasi Covid-19
"Atau 70,19 persen dibandingkan dengan jumlah barang bukti tahun 2020 sebanyak 1.152,2 kilogram. Jadi baru tiga bulan kita melaksanakan operasi ini, masukannya atau yang bisa kita sita itu sudah 70,19 persen," ujarnya. (rizal/mia)