PERASAAN jenuh, kesal, dan pusing kadang menghinggapi masyarakat, tak terkecuali pejabat. Perasaan itu mencuat akibat pandemi Covid-19 belum kunjung selesai.
Ini wajar saja mengingat sudah lebih setahun pandemi menerpa negeri kita, sejak dinyatkan resmi pada 2 Maret tahun 2020, hingga kini penyebaran Covid-19 masih saja terjadi.
Covid-19 belum tuntas, sudah hadir virus baru varian B117, tepat setahun pandemi memapar negeri kita. Masuknya varian baru tersebut, tentu menambah situasi kian sulit. Tidak saja dalam penanganan pandemi, juga gerak langkah masyarakat akibat adanya pembatasan – pembatasan.
Kami meyakni disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan ( prokes) kian meningkat, utamanya dalam memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan serta mencuci tangan dengan sabun - sering disebut 3M.
Kalau pun terkadang terjadi pelanggaran, bukan bentuk kesengajaan agar tertular virus. Sebab, siapa pun dia, tak ada yang ingin terpapar Covid, apalagi kepengin mencobanya. Bahwa realitas masih adanya pelanggaran di sana sini, seperti tidak memakai masker sehingga terjaring razia, boleh jadi lebih karena kelalaian akibat kejenuhan.
Sifatnya fluktuatif, seflulktuatif pergerakan kasus positif yang terjadi setiap hari.
Secara umum tingkat disiplin kian membaik, sebagaimana kian membaiknya upaya pencegahan yang diwarnai dengan menurunnya kasus positif, meningkatnya angka kesembuhan. Begitu pun sejumlah daerah yang berubah status dari zona merah menjadi orange atau kuning.
Sejak sebulan ini kasus positif cenderung menurun. Penambahan kasus harian rata – rata di angka enam ribuan, bahkan pada 10 Maret lalu, kasus positif hanya 5.633 orang. Semoga angka terus menurun.
Yang perlu kita jaga jangan sampai rasa jenuh kian berkepanjangan menghinggapi masyarakat, lebih – lebih menerpa petugas di garda terdepan penanganan Covid.
Lebih dari itu, kepastian informasi mengenai pelayanan kesehatan seperti jadwal pemberian vaksin, kemudahan mendapatkan perawatan serta akses layanan kesehatan non pasien Covid-19, perlu menjadi perhatian.
Kurang akuratnya informasi, sering berubahnya kebijakan dalam pemberian pelayanan kesehatan akan menyulitkan masyarakat yang bisa berakibat menambah tingkat kejenuhan. Pada kondisi tertentu, kejenuhan dapat memunculkan stres dan kekecewaan yang berimbas kepada perilaku negatif.
Abai terhadap ketentuan prokes, satu di antaranya.
Mari kita hindari kejenuhan dengan mengemas beragam aktivitas positif. (jokles)