Kepala BPS Provinsi Banten, Adi Wiriana. (Luthfi/kontribusi)

Nusantara

Orang Miskin Baru di Banten Naik Hingga 6,63 Persen Selama Pandemi

Selasa 16 Feb 2021, 15:25 WIB

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, angka kemiskinan di Banten hingga September 2020 mengalami peningkatan sebesar 0,71 poin atau naik menjadi 6,63 persen dibanding periode sebelumnya.

Pada Maret 2020, angka kemiskinan di Banten mencapai 5,92 persen. Jika ditotal ke dalam jumlah masyarakat miskin di Banten, maka 0,71 poin itu sama dengan 81,65 ribu orang.

"Pada triwulan pertama 2020, jumlah masyarakat miskin di Banten mencapai 775,99 ribu orang, dan ketika dilakukan survei kembali pada tri Wulan ketiga, sekitar bulan September jumlah itu meningkat menjadi 857,64 persen," kata kepala BPS Provinsi Banten, Adi Wiriana, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan di Jakarta Naik Menjadi 4,53 Persen

Menurut Adi, sebaran penambahan penduduk miskin itu paling banyak terjadi di wilayah perkotaan yang sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh industri dan jasa.

"Di musim Pandemi Covid-19 ini kan banyak perusahaan yang melakukan PHK massal. Selain itu, sektor jasa juga terhenti karena pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah," ungkapnya.

Adi menjelaskan, persentasi penduduk miskin di perkotaan mengalami kenaikan, pada Maret 2020 mencapai 5,03 persen naik menjadi 5,85 persen pada September 2020 atau dari 472,82 ribu pada bulan Maret, menjadi 540,15 ribu warga miskin pada bulan September 2020.

"Kenaikannya mencapai 67,31 ribu warga miskin baru di perkotaan," ujarnya.

Baca juga: Mensos Risma: Pemulung Kalau Cuma Andalkan Bansos Lama Keluar dari Kemiskinan

Sementara itu, lanjutnya, untuk persentase penduduk miskin di pedesaan juga mengalami kenaikan, dari 8,18 persen pada Maret 2020 menjadi 8,57 persen pada September 2020.

"Atau dari 303,14 ribu warga miskin menjadi 317,49 ribu warga miskin baru pada September 2029 atau naik sebanyak 14,35 ribu orang," ucapnya.

Adi melihat, peranan kebutuhan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di masa Pandemi ini lebih berpengaruh dibandingkan dengan peranan non komoditi makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

"Hampir 71,89 persen garis kemiskinan dari Maret sampai September itu dipengaruhi oleh komoditi makanan," jelas Adi.

Baca juga: Kemiskinan Naik 1,63 Juta, KJP Digadaikan, Pemerintah Harus Wapadai Anak Putus Sekolah

Namun uniknya, Adi melanjutkan, komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan dan pedesaan ini hampir sama, yakni kebutuhan beras, rokok, telor mie instan, susu, daging ayam serta kopi.

"Kebutuhan rokok masih diurutan kedua komoditi makanan baik di perkotaan maupun pedesaan. Cuma bedanya, kalau di perkotaan itu ada komoditi susu yang banyak dikonsumsi warga, sementara yang tinggal di pedesaan komoditi makanan kopi lebih banyak dikonsumsi," ungkapnya. (Luthfi/kontributor/tha)

Tags:
orang miskinorang-miskin-baruomb-baruangka-kemiskinan-di-bantenkemiskinan-di-bantenkemisikinan

Reporter

Administrator

Editor