Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.(ist)

Nasional

Erick Diapresiasi Karena Kembalikan Pesawat Bombardier CRJ 1000 untuk Selamatkan Garuda

Selasa 16 Feb 2021, 15:31 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara tegas telah meminta PT Garuda  Indonesia (Persero) untuk segera mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000.

Pengembalian  sebagai bentuk penghentian kontrak operating lease dengan Nordic Aviation Capital (NAC) yang jatuh tempo 2027.

Erick mengungkap sejumlah alasan untuk memutuskan secara lebih awal kontrak tersebut ialah sebab operasional 12 Bombardier CRJ 1000 selama 8 tahun, sehingga perseroan mengalami kerugian rata-rata 30 juta dollar AS per tahun, sementara sewa pesawat sebesar 27 juta dollar AS.

Kemudian pertimbangan adanya dugaan tindak pidana berupa suap dan korupsi yang sedang dilakukan penyelidikan oleh Serious Fraud Office (SFO) Inggris terhadap pabrikan Bombardier dan juga sedang ditangani KPK.

Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Sambut Era Kendaraan Listrik

Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi mengapresiasi sikap tegas Erick Thohir  memutus kontrak lebih awal sebagai bentuk efiensi terhadap keuangan Garuda, dimana industri penerbangan saat ini sedang lesu disebabkan oleh pandemi.

"Kita sangat mendukung kalau itu untuk tujuan efisiensi keuangan negara, apalagi dalam kondisi ekonomi penerbangan yang lesu seperti sekarang ini, kan tipikal Bombardier itu tidak cocok bagi penerbangan di Indonesia," ujar Baidowi, Selasa (16/02/2021). 

Baidowi menambahkan, mahalnya biaya sewa Bombardier yang berujung membuat tekor keuangan Garuda ditengarai karena adanya praktek suap dari pihak pabrikan Bombardier kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan pesawat 2011 silam.

"Karena sewanya mahal. Mahalnya karena  ada indikasi suap," kata Baidowi yang juga Sekretaris Fraksi PPP itu.

Baca juga: Beredar Sprindik untuk Menteri BUMN, Ketua KPK Sebut Hoaks dan Perintahkan Ungkap Pemalsunya

Selain itu, Baidowi menyatakan langkah Erick itu sebagai langkah yang tepat untuk membangun Good Corporate Governance (GCG) secara internal ditubuh perusahaan BUMN dalam menyelamatkan keuangan negara secara transparan dan akuntabel.

"Langkah itu diambil berdasarkan evaluasi dari managamen Garuda bahwa ada inefisiensi, ya bagus, kita dukung," tuntasnya.

Sementara itu, pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan pemutusan kontrak Garuda Indonesia dengan Bombardier CRJ 1000 merupakan upaya efisiensi.

Ia menyebut langkah efisiensi seperti ini juga banyak dilakukan maskapai secara global sebagai imbas dari dampak pandemi.

Baca juga: KPK Bantah Telah Terbitkan Sprindik Untuk Menteri BUMN Erick Thohir

"Mereka (maskapai) mencoba melakukan renegosiasi dengan lessor supaya armada pesawat bisa diterminasi kontraknya lebih awal. Tujuannya perampingan armada," kata Toto di Jakarta, Kamis (11/02/2021).

Toto mendukung sikap Menteri BUMN Erick Thohir dan manajemen Garuda Indonesia yang membatalkan kontrak dengan Bombardier CRJ 1000. Toto menyebut kontrak Bombardier CRJ 1000 sejak awal bermasalah dan dianggap tidak cocok dengan rute yang akan dilayaninya.

"Terbukti kemudian pimpinan manajemen Garuda saat itu bermasalah soal tata kelola perusahaan yang baik," ungkapnya.

Toto menambahkan keinginan Erick agar Garuda lebih fokus di pasar domestik dan angkutan kargo sudah tepat.

Baca juga: Bahas Penyertaan Modal Negara, Menteri BUMN Erick Thohir dan Komisi VI DPR Rapat Tertutup

Ia mengatakan sektor penerbangan domestik menjadi satu-satunya harapan bagi maskapai lantaran belum pulihnya rute penerbangan internasional di masa pandemi. 

"Harapan target penumpang yang bisa dipulihkan segera adalah di sektor domestik," pungkas Toto. (rizal/tri)

Tags:
Erick DiapresiasiKarena Kembalikan Pesawat Bombardier CRJ 1000untuk Selamatkan GarudaErick Diapresiasi Karena Kembalikan Pesawat Bombardier CRJ 1000 untuk Selamatkan Garuda

Reporter

Administrator

Editor