Garin Nugroho: Gegara Covid-19, Produksi Film di Indonesia Terhambat Hingga 40 Persen

Rabu 03 Feb 2021, 11:22 WIB
Garin Nugroho. (ig : @garin_film)

Garin Nugroho. (ig : @garin_film)

Fenomena lain yang menyita perhatian publik, perang harga langganan antar OTT.

Kali pertama menyapa Indonesia, Disney+ Hotstar misalnya, pasang harga Rp299 ribu rupiah per 12 bulan.

Chief Content Officer Vidio, Tina Arwin, menyatakan pihaknya mencoba tidak masuk ke perang harga.

Baca juga: Denny Sumargo Terharu Film yang Pernah Dibintanginya Kembali Tayang

"Sekali kita bekerja sama dengan telko, bukannya bagaimana. Mereka tetap partner terbesar, partner utama setiap platform OTT. Tanpa telko kita tidak bisa memasuki pasar ini karena mereka basis terbesar untuk koneksi internet kita," terangnya.

Sementara ini, kata Tina, Vidio masih di 29 ribu rupiah per bulan. Vidio menawarkan plaket platinum, yang memungkinkan pelanggan bisa menonton olahraga, original series, film, dan lain-lain.

Di sisi lain, pada 2021, baru ada dua film Indonesia yang tayang di bioskop.

Film Menyeberang ke OTT

Diprediksi, makin banyak film lokal yang menyeberang ke OTT. Terkait fenomena ini, Tina menyatakan pihaknya suportif dan ingin ada film lokal yang tayang premier di Vidio.

Baca juga: Bintang Sinetron dan Film, Chelsea Islan Peduli Lingkungan Hidup

"Kami ingin jadi platform yang suportif. Di Emtek kami punya produser, ada Screenplay, Sinemart, dan lain-lain. Setiap pembelian film saya harus menjustifikasi apa film ini cocok dengan penonton Vidio. Persaingan OTT ketat namun kembali lagi ke kualitas filmnya," pungkasnya.

Selain Garin Nugroho dan Tina, webinar ini menampilkan narasumber lain yakni Ilhamka Nizam (Vice President of Stro), Marcomm of Okeflix, Emha Al Bana, dan Kepala Pokja Media Baru dan Arsip Film dan Musik, Tubagus Andre. (mia/tri)

Berita Terkait

News Update