SERANG, POSKOTA.CO.ID - Klaster keluarga menjadi salah satu faktor Kota Serang berubah menjadi zona merah penyebaran virus corona atau Covid-19, yang sebelumnya masih bertahan di zona oranye. Klaster ini diakui susah untuk dikendalikan.
Hal itu dikarenakan, ketika salah satu kepala keluarga terkonfirmasi positif Covid-19 maka pada umumnya sebagian anggota keluarganya seperti anak-anak serta istrinya juga ikut terdampak positif.
"Saat ini yang banyak terjadi kasus positif di Kota Serang itu Orang Tanpa Gejala (OTG), dan itu yang kebanyakan terjadi pada klaster keluarga," ujar kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Muhammad Iqbal, Selasa (26/1/2021).
Baca juga: Aktivitas di Luar Rumah Jadi Potensi Klaster Keluarga
Iqbal menambahkan, pada dua pekan terakhir angka kenaikan kasus positif Covid-19 di Kota Serang melonjak tinggi, hampir 2.000 kasus positif yang didominasi oleh OTG.
"Padahal mah kalau yang OTG ini disiplin Prokes dan melakukan isolasi mandiri ketika mengetahui dirinya positif, klaster keluarga ini tidak akan terjadi. Anak-anak mereka tetap aman," jelasnya.
Iqbal menegaskan, kondisi seperti ini tentu menjadi tugas kita bersama untuk menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak hindari kerumunan) dalam setiap aktivitas sehari-hari.
Baca juga: IDI: Meskipun Sudah Divaksin, Harus Tetap Menerapkan Protokol Kesehatan 3M
Sehingga diharapkan ketika pulang ke rumah, anak-anak di rumah tetap aman dari paparan Covid-19.
"Rumah singgah tidak menjadi jaminan tapi yang menjamin itu masing-masing melindungi termasuk keluarganya," ujarnya.
Selain klaster keluarga, lanjutnya, ada juga klaster perkantoran yang banyak terjadi di Kota Serang. Iqbal mengakui permasalah ini merupakan tanggung jawab bersama, karena di dalam data penyumbang zona merah di Kota Serang ini sangat rumit.
"Banyak penyebabnya. Tapi yang penting bagaimana kita bisa saling sama-sama menjaga agar tidak terpapar Covid-19," pungkasnya. (luthfi/kontributor/ys)