JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu hancur lebur, sehingga sulit menemukan serpihan atau puing-puing bangkai pesawat ataupun jenazah penumpang.
Dankima Satkopaska Koarmada I, Mayor Laut (P) Edy Tirtayasa menjelaskan, hancurnya pesawat Sriwijaya Air diduga karena dasar laut di perairan tersebut dangkal. Kedalaman laut tempat jatuhnya pesawat tersebut berkisar 20 sampai 25 meter.
"Hancur lebur, puing-puingnya kecil-kecil sulit mencari jenazah penumpang ataupun serpihan pesawat, di dalam dangkal," ucap Edy, saat ditemui selepas melakukan penyelaman, di perairan Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021).
Baca juga: Satu Korban Pesawat Sriwijaya Air Berhasil Diidentifikasi Tim DVI Polri
"Mungkin karena laut dangkal jadi impact (mengakibatkan) dia dari atas tuh langsung hilang. Visibility (penglihatan) kami pikir tadi sangat rendah ternyata di dalam bagus," ujarnya.
Dirinya menyebut, jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu tersebut hampir sama dengan tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, di Tanjung Karawang, Jawa Barat pada pada 29 Oktober 2018 silam.
"Hampir sama persis kejadiannya kayak lion air," ujar Edy.
Baca juga: Peramal Kondang Minta Maaf Jika Kecelakaan Pesawat Masih Satu Kali Lagi
Dengan bibir bergetar dan penuh penyesalan, Edy memohon maaf kepada keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182, karena belum bisa menemukan jasad korban secara utuh.
"Mohon maaf sampai sekarang belum bisa menemukan jenazah korban," pungkasnya.
Adapun tim SAR gabungan yang melakukan penyelaman terdiri dari Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jalamangkara (Denjaka), serta Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) Marinir TNI AL berhasil menemukan titik koordinat kotak hitam (Balckbox) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) kemarin.
Baca juga: Youtuber Faisal Rahman Dikabarkan Turut Menjadi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Lettu Marinir Sofi Ramadani, salah satu penyelam dari Yontaifib mengatakan, anggota yang melakukan pencarian telah menemukan titik kotak hitam (Balck Box).
Dikatakan, kini pasukan penyelam tengah melakukan pencarian kotak hitam tersebut berada pada radius 100 meter di sekitar KRI Rigel.
Menurutnya, saat ini KRI Rigel telah beberapa kali mendapatkan sinyal kotak hitam pesawat nahas tersebut. Tim pencarian juga beberapa kali diterjunkan untuk mencari titik koordinat yang diduga lokasi kotak hitam pesawat Sriwijaya.
Baca juga: Pengamat: Dunia Penerbangan Sudah Mengantisipasi Kemungkinan Kecelakaan Pesawat Terbang
Sofi menceritakan, mulanya sinyal titik PING kotak hitam terdeteksi oleh KRI Rigel. Setelah dilakukan pencarian oleh tim penyelam dari Kopaska, Taifib, dan Denjaka yang dibekali alat Ping Locator dari KNKT agar titik lokasi pencarian bisa dipersempit.
Saat ini sinyal ping dari kotak hitam tersebut belum menunjukan secara pasti lokasinya. “Masih harus diperkecil lagi lokasi pencarian,” ujarnya. (yono/tri)