Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. Bambang Sudibyo MBA. CA.(ist)

Nasional

BAZNAS Terbitkan 73 Riset Zakat Sepanjang Tahun 2020

Kamis 31 Des 2020, 12:52 WIB

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menerbitkan 73 riset berkaitan dengan pengelolaan zakat sepanjang tahun 2020. Riset yang dilaksanakan oleh Lembaga Program Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS tersebut disajikan dalam Seminar Nasional dan Public Expose Riset Zakat 2020.

Acara yang digelar bersama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan UPN Veteran Jakarta secara daring tersebut disiarkan secara langsung di channel YouTube BAZNAS TV. 

Sebanyak 73 riset yang dikeluarkan Puskas BAZNAS yakni seputar pengelolaan zakat dalam bentuk buku, prosiding, working paper, policy brief, berita resmi, dan jurnal internasional. Semua bentuk publikasi ini dapat diakses secara bebas dan dapat diunduh melalui website Puskas BAZNAS. 

Baca juga: BAZNAS Luncurkan Program Balai Ternak dengan Berbagi Uang Rp219 Juta

Direktur Puskas BAZNAS, Dr. Mohammad Hasbi Zaenal menyatakan bahwa beberapa publikasi Puskas BAZNAS sudah dapat diakses dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. "Hal ini sebagai langkah awal menuju penguatan riset dan advokasi zakat di tataran global," ujar Hasbi di Jakarta, Rabu (30/12/2020).

Selain itu, sepanjang semester pertama tahun 2020, Puskas BAZNAS juga telah mempublikasikan 7 kajian strategis dalam bentuk buku pengelolaan zakat. Sementara pada semester kedua di tahun yang sama, Puskas BAZNAS menerbitkan 12 kajian strategis dalam bentuk buku pengelolaan zakat dan mengeluarkan tiga edisi jurnal internasional.

Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. Bambang Sudibyo MBA. CA dalam sambutannya mengharapkan adanya refleksi pengelolaan zakat lewat riset BAZNAS, maupun hasil kolaborasi dengan lembaga lainnya. 

"Terlebih lagi, banyak potret-potret dan fakta lain di lapangan yang menggambarkan kondisi mustahik maupun muzaki di masa pandemi ini," ujar Bambang. 

Baca juga: Zakat Masyarakat Tak Tercatat Capai Rp61,25 T, Ini Kata Ketua BAZNAS

Pada kesempatan itu, Dr. Mohammad Hasbi Zaenal juga memaparkan tentang Zakatnomics, yang merupakan kesadaran untuk membangun tatanan ekonomi baru untuk mencapai kebahagiaan, keseimbangan kehidupan, dan kemuliaan hakiki manusia yang didasari dari semangat dan nilai-nilai luhur Syariat Zakat, yaitu semangat ketakwaan, semangat produktif, dan berekonomi dengan adil serta semangat mengejawantahkan Ziswaf dalam praktek kehidupan.

"Salah satu alasan kenapa konsep Zakatnomics hadir karena permasalahan kemiskinan yang terus ada, kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang ada dalam kondisi ketidakmampuan mendapatkan akses kehidupan, tidak dapat tumbuh dan tidak berada dalam lingkungan berkeadilan sosial," ujarnya.

Ia menambahkan, Indeks Pembangunnan Zakatnomics (IPZN) adalah alat ukur baru yang dikembangkan Puskas BAZNAS. Dalam IPZN terdapat 17 dimensi dan 31 variabel yang merepresentasikan konsep Zakatnomics.

"IPZN dapat dijadikan alat ukur yang relevan dan reliabel dalam mengukur level pembangunan ekonomi daerah berdasarkan konsep Zakatnomics. Kajian ini merekomendasikan kepada regulator baik itu pemerintah daerah dan juga BAZNAS untuk mengimplementasikan IPZN dalam mengukur kinerja pembangunan ekonomi daerah," katanya. (johara/ys)

Tags:
baznaszakatBAZNAS Terbitkan 73 Riset Zakat

Reporter

Administrator

Editor