Meskipun demikian, beber Azmi, kini tidak ada lagi posisi penyeimbang tersebut, praktik ketatanegaraan seperti ini kurang ideal, dan menjadi kurang mengedukasi politik masyarakat.
"Karenanya saat ini, masyarakat diminta untuk semakin cerdas, tetap menjaga persatuan bangsa Indonesia, dan harus bersatu semakin teliti mengawasi dan mengoreksi pemerintahan," ucapnya.
Baca juga: Di Munas, Fraksi PKS Kembali Tegaskan Tetap Oposisi
Kini, lanjutnya, rakyat harus berani memilih dalam posisi 'sparing partner pemerintah yang positif', pemerintah harus merasa diawasi oleh kehadiran peran nyata masyarakat.
Idealnya perbedaan yang positif (on the track) dari oposisi adalah rahmat, kalau semua politisi sama maka tidak ada dialektika yang mengingatkan.
"Tentunya guna menjadi semakin lebih baik tercapainya tujuan nasional, karenanya masyarakat kedepan harus lebih selektif dan harus berani menolak partai atau tokoh yang tidak konsekuen dalam perjuangan politiknya," tutup Azmi. (rizal/ys)