Kisah “Wartawan” yang Bunuh Diri di Bogor, Ingin Mulai Program Anak Pada 2021 dan Sudah Menyiapkan Nama

Senin 28 Des 2020, 23:38 WIB
Alamrhum Dartomi Arison (semasa hiduo) dan istrinya, Dewi. (ist)

Alamrhum Dartomi Arison (semasa hiduo) dan istrinya, Dewi. (ist)

BOGOR – Bikin pilu kalau mendengar cerita Dewi tentang rencana suaminya, Dartomi Arison, sebelum kejadian bunuh diri Senin (27/12/2020), di kontrakannya, di Tanah Sereal, Bogor.

Kisah yang memilukan itu diungkapkan Dewi, yang terlihat sudah sangat ikhlas itu atas meninggalnya sang suami.

Menurut Dewi, semasa hidup korban asal daerah Pariaman, Sumatera Barat, dikenal sebagai sosok pedagang. Kalau ada yang menyebut wartawan, hal itu hanya asal sebut, dulu waktu bikin KTP asal tulis saja soal pekerjaan.

Baca juga: “Wartawan” yang Bunuh Diri di Bogor Terkait Covid dan Pernah Kesulitan Ekonomi

Dewi menuturkan, almarhum suaminya punya rencana, pada awal Januari 2021 akan mulai program anak. Ia ingin punya momongan. Bahkan sudah menyiapkan nama,

"Semasa hidup pernah menyatakan, Ajo ingin program anak  dari pada awal 2021 bulan Januari. Jika nanti anaknya cowok dikasih nama Edward Dewi Arison dan jika Cewek Balalaluna Dewi Arison," ungkapnya.

Selain itu juga tanggal pernikahan juga disamakan dengan tanggal lahir korban supaya sekaligus dirayakan.

Baca juga: Tinggalkan Wasiat di Secarik Kertas, Wartawan di Bogor yang Bunuh Diri Mulanya Seperti Kesurupan

"Suami tanggal lahir 24 Januari 1988 sedangkan kita nikah pada tanggal dan bulan yang sama namun tahun 2019. Di tanggal dan bulan yang sama suami sudah berencana akan membuat anak dengan tujuan dapat dirayakan secara bersamaan," pungkasnya.

Sementara itu Ketua RT 01/05, Wahyudi akrab dipanggil Wahyu,40, menyebutkan korban bersama istrinya baru menetap di rumah kontrakan.

"Korban sama istri belum mempunyai anak. Jadi mereka tinggal berdua di rumah kontrakan milik H. Majid," tuturnya.

Baca juga: Usai Jemput Istri, Wartawan di Bogor Ditemukan Tewas dengan Lima Luka Tusukan

Selain itu korban ini dikenal di lingkungan sangat tertutup dan tidak mau berbaur dengan warga atau tetangga.

"Setiap hari siang keluar rumah beli rokok atau obat batuk depan rumahnya tetangga buk warung kelontong. Karena tertutup jadi kita tidak tahu kesehariannya seperti apa," pungkasnya.

H Majid menyatakan, pasangan mud aitu, tidak pernah terdengar cekcok. Baik-baik saja.

Baca juga: Majikan Wanita PRT Coba Bunuh Diri di JPO Cawang dapat Dijerat Pasal Berlapis

Berita Terkait

News Update