ADVERTISEMENT

Di-Phk Terdampak Covid-19 Bini Disosor Debt Kolektor

Senin, 28 Desember 2020 07:30 WIB

Share
Di-Phk Terdampak Covid-19 Bini Disosor Debt Kolektor

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

GARA-gara Covid-19, Kaswilan, 35, harus Prokes ketat! Jaga jarak dengan istri tak hanya 1,5 meter, tapi berkilo-kilometer. Soalnya, Ny. Wahyuni, 30, dibawa kabur debt kolektor Marsudi, 37, yang kaya. Sedangkan Kaswilan, setelah di-PHK kantornya dia tak bisa membiayai rumahtangganya secara pantas.

Wabah Covid-19 yang melanda RI sejak Maret 2020 lalu, hingga kini belum teratasi, jumlah korban tewas sampai kemarin tercatat 20.994 jiwa. Gara-gara Corona banyak janda cerai mati, termasuk di Surabaya. Tapi Covid-19 juga membuktikan bahwa loyalitas istri pada keluarga sangat rapuh. Mereka banyak yang mementingkan benggol ketimbang bonggol. Ketika suami nganggur gara-gara Corona, buru-buru minta cerai!

Ny. Wahyuni adalah salah satu penyumbang angka perceraian di Surabaya, yang kini sehari rata-rata 40-45. Dia termasuk yang lebih mementingkan benggol ketimbang bonggol suami. Meskipun, untuk sikapnya itu dia harus mengorbankan dua anaknya yang masih kecil-kecil. Dia tega kabur bersama PIL-nya seorang debt kolektor yang tajir, membiarkan suami jadi Jaka Tarub, momong dua bocah yang belum tahu makna kehidupan.

Baca juga: Manisnya Cinta Istri Teman Pedesnya Saus Cabe di Muka

Ketika Covid-19 belum mampir Surabaya, perekonomian keluarga Kaswilan-Wahyuni lumayan mapanlah. Intip garasinya begitu kata sebuah media online, ada satu mobil dan satu sepeda motor. Tapi setelah Corona hadir dan menghebohkan warga kota, mobil dan motor itu kontal (baca: terjual). Dan intiplah garasinya sekarang begitu kata sebuah media online, tinggal helm dan kunci roda karatan!

Memang Kaswilan terima pesangon dari perusahaan, tapi tak seberapa. Hidup nganggur berbulan-bulan semuanya jadi ludes. Mobil, motor, direbus buat makan sehari-hari. Biasanya bisa makan ayam goreng kremes, kini ibaratnya tinggal pakai kecap dan sambel trasi. Nggak tahu kapan Covid-19 akan berakhir, padahal Bu Walikota sampai nangis-nangis gara-gara dipaido oleh IDI dalam soal penanganan Covid-19.

Tapi rupanya Wahyuni tak bisa memahami kondisi suaminya. Ketika Kaswilan kehilangan penghasilan dan harus nggodok mobil-motor, dia malah ngomel-ngomel terus. Soalnya sejak suami banyak di rumah, malamnya minta jatah melulu. “Kerja nggak, ngerjain bini jalan terus,” gerutu Wahyuni.

Baca juga: Baru Selesai Jadi Kepala Desa Selesai Pula Umur Saat Mesum

Sementara iklim rumahtangganya mulai memanas di atas 40 drajat, Wahyuni berkenalan dengan Marsudi seorang debt kolektor bank. Orang inilah yang belakangan sering mondar-mandir ke rumah, gara-gara cicilan ke bank macet. Dan ternyata, hubungan bank-nasabah itu berakhir sampai urusan mendesah-desah. Sebab pada akhirnya Wahyuni mau juga dibawa ke hotel sampai dibikin dedel duel.

Sejak itulah Wahyuni demen oposisi pada suami sendiri, bahkan walk out dari rumah untuk menyatakan sikap. Ke mana perginya dia? Ya ke mana lagi kalau bukan pacaran dengan debt kolekor Marsudi. Pokoknya, gara-gara Covid-19, Wahyuni kehilagan sikap loyalisnya pada suami. “Bonggol no, benggol yes…..” kata Wahyuni seakan menantang Kaswilan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Trias Haprimita
Editor: Trias Haprimita
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT