TAK hanya imbauan agar malam tahun baru di rumah saja untuk mencegah penularan Covid-19. Kegiatan sosial pun hendaknya dibatasi selama libur panjang Natal dan Tahun Baru( Nataru).
Jangan karena banyak di rumah lantas menggunakan waktunya untuk melakukan aktivitas sosial.
Memang kegiatan sosial, apalagi yang bersifat kemanusiaan sangat dibutuhkan di era pandemi ini.
Sebut saja menyantuni anak yatim, membagikan sembako kepada mereka yang rentan hidupnya akibat dampak pandemi. Termasuk membagikan masker gratis.
Baca juga: Mari Kita Renungkan
Ini bentuk kegiatan sosial yang sangat positif yang tentu saja perlu ditumbuh kembangkan sebagai bentuk kepedulian sosial sesama.
Meski kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat, bukan berarti abai terhadap protokol kesehatan 3M.
Bahkan, sebaliknya dalam melaksanakan kegiatan sosial ini perlu meneladani kepatuhan terhadap prokes. Tak hanya itu, sedapat mungkin kegiatan dipersingkat waktunya untuk menghindari kerumunan yang berpotensi melanggar prokes.
Lantas bagaimana dengan kegiatan sosial lainnya seperti kerja bakti lingkungan, arisan, reuni, pertemuan antar-warga.
Baca juga: Malam Tahun Baru Tanpa Kerumunan
Jika kerja bakti terkait mencegah sarang nyamuk deman berdarah, membersihkan saluran air, penyemptotan diinfektan, tentu dapat dilakukan seperlunya.
Tetapi untuk kumpul sekadar lepas kangen seperti reuni, kumpul - kumpul untuk nostalgia sebaiknya ditunda, ditiadakan untuk sementara.
Begitu pun acara arisan. Gunakan lepas kangen dan arisan dengan virtual. Bukankah sekarang sudah canggih, bisa melalui zoom, google meet atau jenis aplikasi lainnya.
Memang komunikasi tatap muka lebih nyata, beda dengan dunia maya. Tetapi ingat risiko tertular lebih tinggi.
Yang hendak disampaikan adalah membatasi kegiatan sosial,bukan hanya frekuensinya, juga waktu yang digunakan untuk kegiatan. Jika tidak urgen, tiadakan.
Ingat percepatan penularan virus corona kian masif, hingga keluar masuk Jakarta pun wajib rapid test. (jokles/tha)