JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Anggapan bekerja di Timur Tengah (negara Arab) dan Malaysia bisa mendapat penghasilan besar bagi Pekerja Migran Indonedia (PMI) adalah pendapat yang salah.
Padahal tahun 80-an banyak PMI atau tenaga kerja Indonesia ingin kerja di Timur Tengah dan Malaysia.
Anggapan tersebut langsung dibantah Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.
Bahkan ia sering menyarakan jangan untuk mencari kerja di luar negara Timur Tengah atau Malaysia.
Baca juga: BP2MI Berangkatkan 116 Pekerja Migran Indonesia ke Jepang
"Saya sering bilang, ngapain ngirim ke Arab (Timteng, red) dan Malaysia karena rentan masalah dan perlindungan PMI sangat lemah sekali itu gajipun kecil," kata Benny, Rabu (16/12/2020).
Sebelumnya Benny telah melepas kolter kedua sebanyak 116 PMI ke Jepang, pada Selasa (15/12/2020).
Sehinga jika digabungkan kolter satu dan dua maka 305 orang PMI yang ke negara Sakura tersebut.
Hal ini merupakan program G to G yang pelaksanaan teknisnya dilakukan oleh BP2MI.
Baca juga: BP2MI Gerak Cepat Merespon Taiwan Hentikan Sementara Penempatan PMI
"Gaji di Jepang ini kan standarnya Rp21 juta, sehingga saya mengimbau PMI untuk orientasikan negara penempatan itu Jepang, Korea dan Taiwan. Jangan selalu berorientasi pada negara Arab Saudi atau Timteng yang gajinya kecil dan UU tidak bisa menjamin perlindungan," tegasnya.
Benny mengatakan, dimasa pendemi ini, BP2MI hanya bisa menempatakan PMI sebanyak 300 orang, tapi kalau tidak ada pandemi rata-rata pemberangkatan 270 ribu orang.(rizal/tri)