JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengharapkan kebedaraan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate di ujung timur Indonesia menjadi katalisator sekaligus dinamisator yang mampu mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya memiliki pemahaman keagamaan yang moderat.
"Peran ini penting, demi merawat keharmonisan masyarakat, dan relasi harmonis antara agama dan negara dalam konteks keindonesiaan,” kata Wamenag saat memberikan sambutan pada Wisuda VIII IAIN Ternate di kampus setempat, Sabtu (12/12/2020).
Wamenag menyampaikan, Indonesia adalah negeri yang sangat agamis. Karakter masyarakatnya dikenal santun, toleran, dan mampu berdialog dengan keragaman. Ekstrimisme akan merusak sendi-sendi keindonesiaan ini, jika dibiarkan tumbuh berkembang. “Karenanya moderasi beragama amat penting dijadikan cara pandang bagi semua,” tuturnya.
Baca juga: Kapolres: Dikenal Daerah Agamis, Serang Harus Bebas Miras
Kementerian Agama saat ini mengusung penguatan moderasi beragama untuk merespons perkembangan zaman yang ada. Dalam Islam, istilah ini dikenal sebagai wasathiyah, sebagai jalan tengah di antara esktrem tekstualis yang ultrakonservatif, dan ekstrem liberal yang tercerabut dari teks-teks agama.
"Istilah wasathiyah diyakini dapat menjadi solusi terhadap sekian permasalahan yang ada. Islam wasathiyah hanya dapat berjalan jika prinsip adil dan seimbang diutamakan, serta setiap pemeluk agama memiliki pengetahuan keagamaan yang komprehensif,” papar Wamenag.
Zainut Tauhid menjelaskan, pemerintah akan selalu mendukung setiap pihak yang turut mensukseskan hadirnya nilai-nilai yang dituju dari konsep moderasi beragama.
Baca juga: Wamenag Zainut: Dakwah Itu Mengajak Bukan Mengejek
Zainut menambahkan, eksistensi perguruan tinggi keagamaan Islam menjadi sangat penting untuk mengembangkan pemahaman keagamaan yang adil dan seimbang di tengah masyarakat.
"Pemahaman keagamaan yang adil dan seimbang seharusnya lebih mudah hadir pada meraka yang pernah berada dalam atmosfir lingkungan akademis, yang mengutamakan dialog inklusif dan terukur dalam menghadapi perbedaan,” kata Wamenag.
Nilai moderasi beragama, menurut Zainut Tauhid, termanifestasi dalam komitmen kebangsaan, toleran, beragama tanpa kekerasan, dan menghormati kearifan lokal.