JAKARTA - Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Cimahi, Jawa Barat Budi Ali Hidayat mendapatkan apresiasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi) KPK) karena sikapnya selama ini yang selalu menolak gratifikasi.
Menteri Agama Fachrul Razi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (08/12/2020) karena atas komitmennya untuk melaporkan penerimaan gratifikasi.
Apresiasi diberikan oleh Direktorat Gratifikasi KPK sebagai rangkaian peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) yang diperingati setiap 9 Desember. Penghargaan diberikan hari ini, Selasa (08/12/2020) di halaman Gedung Merah Putih, KPK, Jakarta.
"Selamat untuk Bapak Budi Ali Hidayat, Kepala KUA Cimahi. Ini prestasi luar biasa di tengah upaya kita untuk terus melakukan reformasi birokrasi dan mencegah korupsi di Kementerian Agama,” terang Fachrul.
Baca juga: Manfaatkan Transaksi Digital, Pemkot Tangerang Raih Penghargaan Bank Indonesia
Fachrul menilai komitmen Budi Ali Hidayat harus dicontoh oleh aparatur Kementerian Agama, pusat hingga daerah.
Budi Ali Hidayat saat ini tercatat sebagai ASN dengan pangkat Penghulu Madya. Selain sebagai penghulu, Budi Ali Hidayat mendapat tugas tambahan sebagai Kepala KUA Cimahi.
Dalam seremonial pemberian pengharagaan di KPK, disebutkan bahwa Budi Ali Hidayat telah melakukan sebanyak 88 pelaporan sepanjang 2020. Jumlah itu 64 laporan penerimaan dan 24 laporan penolakan. Pelaporan itu dilakukan melalui aplikasi Gratifikasi Online (GOL) yang dikembangkan KPK. Atas pelaporan ini, Budi Ali Hidayat didaulat sebagai pelapor paling aktif.
"Saya lupa berapa kali melapor. Baru hari ini tahu kalau jumlahnya sampai 88 kali,” ujar Budi usai menerima penghargaan di KPK. Dia juga menambahkan Semua laporan dilakukannya melalui aplikasi Gol.
Ditanya alasan melaporkan gratifikasi, Budi Ali Hidayat mengaku bersyukur sudah mendapatkan gaji atas pekerjaannya dari Pemerintah. Dia menyebut ada lima jenis pendapatannya, yaitu: gaji pokok, tunjangan kinerja, tunjangan lauk pauk, uang transportasi, dan tunjangan profesi. (johara/tha)