JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam mengatakan pendidikan di Indonesia masih harus mengejar ketertinggalannya dari pendidikan di negara maju lainnya.
Menurutnya, terdapat tiga isu mendasar yang harus dihadapi, antara lain memperluas kesempatan belajar di pendidikan tinggi, meningkatkan mutu pendidikan tinggi, dan aspek relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan teknologi serta dunia.
"Dari sisi ekspansi pendidikan tinggi, peningkatan akses sangat luar biasa pada beberapa tahun ini, karena angka partisipasi kasar saat ini sudah di atas 36% yang sebelumnya hanya 25% di tahun 2015," ungkap Nizam pada Konferensi Pers Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang dilakukan secara virtual, Senin (07/12/2020).
Baca juga: Kemenag Alokasikan Dana Bantuan Pemulihan Ekonomi Sektor Pendidikan Agama
Peningkatan mutu pendidikan tinggi dapat dilihat dari sisi akreditasi yang menunjukkan hasil cukup baik. Pada 2015 sebanyak 68% perguruan tinggi terakreditasi C. Namun pada 2020, hanya 57% perguruan tinggi yang terakreditasi C.
Sedangkan untuk perguruan tinggi terakreditasi B sebanyak 38% pada 2020, dan akreditasi A sebanyak 5% pada 2020. Nizam menambahkan, peningkatan ini akan terus diakselerasi sehingga akan semakin banyak perguruan tinggi dengan akreditasi unggul hingga terakreditasi internasional.
"Namun relevansi akreditasi dengan mutu pendidikan selalu berkaitan dengan masalah pembiayaan karena semakin banyak sumber daya, maka semakin banyak kemajuan yang akan dicapai," katanya.
Baca juga: Kasudin pendidikan Jakarta Timur Meninggal Dunia karena Covid-19
Nizam menjelaskan bahwa pada 2020, dana pendidikan tinggi yang digelontorkan hanya sebesar Rp2,90 triliun, namun pada 2021 mendatang ditingkatkan sebanyak 80% menjadi Rp5,30 triliun.
Adapun peningkatan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk program matching fund sebesar Rp250 miliar, competitive fund Rp500 miliar, tambahan BOPTN, BPPTNBH, dan insentif kinerja sebesar Rp1,3 triliun, serta Rp350 miliar untuk program Kampus Merdeka dan beasiswa.
Hal ini bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi agar masuk dalam akreditasi kelas dunia, mendorong transformasi perguruan tinggi agar menjadi lebih unggul dan kompetitif, serta mendorong sinergi perguruan tinggi dengan dunia industri.
"Hal tadi ditunjang dari penerapan indikator kinerja utama melalui alokasi insentif atau bantuan dana BOPTN dan BPPTNBH, pendanaan matching fund dan competitive fund untuk PTN atau PTS," ucapnya. (rizal/ys)