JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mengatakan, rencana Pemerintah untuk melakukan aktivitas belajar tatap muka harus segera dilakukan meski penuh pro kontra.
Meski demikian, perlu dicek dan melakukan studi terkait rencana tersebut. “Saya katakan ini pro-kontra, harus dicek melalui penelitian atau studi mana yang lebih diminta, di buka atau tidak di buka,” kata Dede Yusuf kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senin (30/11/2020).
Menurut politisi Partai Demokrat ini, proses belajar tatap muka untuk wilayah Jakarta baiknya tidak dilakukan, karena saat ini trand positif di Ibu Kota makin meningkat dan ini berbeda dengan di daerah.
Baca juga: Pemkot Tangerang Akan Melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Januari
“Kalau misalnya kayak di Jakarta, mungkin jangan di buka deh, karena penyebaran masih tinggi, itu betul,” ucapnya.
"Tapi kalau daerah-daerah yang selama ini so var sogood, kalau mereka di tahan juga, mereka tetap buka sampai sekarang," katanya.
Dede Yusuf pun mengakui adanya kekhawatiran orang tua lebih pada kondisi rentan keluarga dari anak, dimana potensi menularkan sangat besar jika ada keluarga yang menderita penyakit, seperti TBC atau jantung.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka Januari 2021, Nadiem Makarim Minta Tak Ada Kantin dan Olahraga
“Kalau misalnya begini, orang tua itu mengatakan, nak kalau kamu datang kesana pulang bapak kami TBC, terus nenek kamu penyakit jantung, ini sangat resiko mendingan nggak usah," ujarnya.
Untuk itu, baiknya Pemerintah terlebih dulu melakukan studi terkait rencana proses belajar tatap muka di awal tahun 2021.
Meskin itu, lanjut Kang Dede, orang tua murid memiliki hak atas keputusan sekolah tatap muka atau tidak. "Jadi orang tua punya hak, prinsipnya begitu. Tidak dipaksa lebih pada pilihan,” tutupnya. (rizal/win)