TANGERANG – Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin menyampaikan rasa keprihatinannya atas aksi pengeboman yang dilakukan kelompok ISIS di Arab Saudi.
Terlebih, pengeboman tersebut terjadi saat Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman tengah melakukan pembahasan diplomatik dengan sejumlah negara, pada Kamis (12/11/2020).
Serangan bom itu terjadi saat upacara peringatan berakhirnya Perang Dunia I.
Dalam penyerangan tersebut dua orang terluka termasuk seorang polisi Yunani dan seorang pejabat Saudi.
Baca juga: Dunia Internasional Mengutuk Aksi Tembakan di Kedubes Arab Saudi
"Apa pun dasarnya itu tidak dibenarkan. Islam tidak mengajarkan umatnya dengan kekerasan," tutur Azis Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (14/11/2020).
ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman dilakukan untuk memprotes kartun Nabi yang dicetak di majalah satir Prancis Charlie Hebdo. Serangan itu ditujukan khususnya kepada konsul Prancis.
"Apa pun tujuannya, apa pun bentuknya tentu cara-cara seperti itu tidak dibenarkan. Apa yang dilakukan justru merusak nama Islam sebagai agama yang cinta damai. Dan DPR RI mengecam aksi-aksi semacam ini," tegas politisi Partai Golkar tersebut.
Azis mengajak kepada dunia untuk bersama-sama melawan aksi terorisme. Dan meminta seluruh masyarakat dunia, khususnya umat Islam moderat, untuk terus menyadarkan kelompok-kelompok garis keras yang kerap menyebarkan ketakutan dan ancaman.
Baca juga: Gedung Kedubes Arab Saudi di Belanda, Diberondong Tembakan
"Kita harus terus memberikan pandangan Islam cinta damai. Bergerak meredam, terhadap setiap gerakan ISIS yang terus menghantui stabilitas keamanan dunia," harap Azis.
Khusus di dalam negeri, Azis berharap, fungsi polisi untuk mencegah aksi radikalisme dan anti-Pancasila guna menciptakan situasi kamtibmas tetap kondusif.
Azis menuturkan tantangan dan tugas Polri ke depan semakin berat, mulai dari masalah terorisme, radikalisme, dan tugas lain sudah di depan mata.
Terlebih dalam waktu dekat akan diselenggarakan pilkada serentak yang jatuh pada 9 Desember 2020.
Baca juga: Reformasi Sistem Kafala, Pekerja Migran di Arab Saudi Bisa Pindah Majikan
"Untuk menghadapi tantangan tugas tersebut diperlukan kesiapan personel dan fasilitas pendukung dalam melakukan kegiatan pemeliharaan kamtibmas," pungkas Azis. (toga/tri)