Baca juga: Jokowi Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada 6 Tokoh
4. Arnold Mononutu, Provinsi Sulawesi Utara
Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu merupakan Menteri Penerangan di era Sukarno. Rasa nasionalisme Mononutu sudah tertanam menempuh pendidikan di Akademi Hukum Internasional Den Haag pada 1920-an.
Dua sempat Partai Nasional Indonesia (PNI) dan bertemu Sukarno. Masa pendudukan Jepang, pada 1942, Mononutu diburu karena sikap nasionalisnya.
Saat Indonesia merdeka, dia fokus membantu rakyat Maluku Utara untuk menentukan respons terbaik mereka. Pada tahun 1946, Mononutu menjadi anggota parlemen Negara Indonesia Timur (NIT) serta membujuk anggota parlemen lain untuk mendukung gagasan menyatukan NIT dengan Republik Indonesia.
Baca juga: Peringati Hari Pahlawan Nasional, Anies Minta ASN Tidak Terlibat Korupsi
5. Sutan Mohammad Amin Nasution, Provinsi Sumatera Utara
Sutan Mohammad Amin Nasution atau Krueng Raba Nasution merupakan Gubernur Riau yang pertama. Dia merupakan tokoh Pergerakan sumpah pemuda, pengacara serta penulis.
Amin, dilantik menjadi Gubernur Sumatra Utara pada 19 Juni 1948. Di masa jabatannya itu, ia mulai mencetak uang daerah untuk wilayah Sumatra Utara atau URIPSU.
6. Raden Mattaher Bin Pangeran Kusim Bin Adi, Jambi
Raden Mattaher merupakan panglima perang dari Jambi yang lahir pada 1871. Raden Mattaher tidak bisa dipisahkan dari Sultan Thaha. Sebab, beliau merupakan sosok panglima perang tangguh yang dimiliki Sultan Thaha masa itu.
Baca juga: Presiden Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Nasional Kalibata