APAKAH anda termasuk orang yang hidup berpenghasilan dari bekerja atau usaha tidak sesuai dengan pendidikan atau cita-cita awal? Lulusan dari universitas ngetop, tapi kemudian usahanya beda dari ilmu yag diperoleh. Banyak orang yang kayak gitu?
“Bayangkan saja, saya sempat dihina, karena lulusan S1 dari perguruan tinggi tekenal, tapi saya jadi tukang rias peganten,” ujar seorang wanita muda yang ceritanya viral di medsos. Ya, termasuk orang tuanya yang kayaknya juga jengkel.
Tapi,dengan semangat, apalagi mendapat dukungan dari suami, usahanya menjadi maju. Bukan sekadar riasan dia juga mengembangkan lebih luas lagi usahanya dari sewa menyewa tenda kursi, fotografer, dll. Jadi, mau tahu berapa penghasilan setiap bulannya. Ratusan juta Bro!
Baca juga: Nyontek, Jiplak, Niru Sama Saja
Kisah di atas adalah contoh kecil, karena masih banyak orang sukses yang ternyata bakan bergerak di bidang pendidikan, tapi karena keuletan dan kerja keras. Bukan saja dari pendidikan yang tinggi, yang banyak dicita-citakan sebelumnya. Ada yang hanya mengenyam pendikan SMP, tapi bisa jadi orang terkaya nomor sekian di Indonesia. Mereka memegang banyak perusahaan besar dan terpandang.
Jadi mau apa lagi? Apa masih mau mempermasalahkan soal pendidikan, lalu orang akan nggak bisa maju jadi orang kaya tajir meilintir? Benar, bahwa pendidikan adalah utama. Tapi, seandainya ada yang nggak mampu untuk meneruskan kuliah? Maka mereka harus bisa mengolah skill yang ada dalam dirinya.
Begitu pula bagi orang lain, janganlah memandang sebelah mata buat orang yang sedang usaha dalam bidang apapun, yang pentig jelas, dan bukan jalan yang menyimpang. Jadi jangan diolok-olok atau dilecehkan.
Baca juga: Baik Buruk Pertunjukan Tergantung Sang Dalang
Sekali lagi jangan mengecilkan yang kecil. Karena yang besar itu asalnya dari kecil. Ingatlah pepatah 'sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit'. (massoes)