Suasana sekitar Gereja Notre Dame di Nice, Prancis, setelah kejadian aksi teror. (ist)

Internasional

Setelah Dikecam, Presiden Macron Berdalih Memerangi Islam Radikal

Minggu 01 Nov 2020, 09:42 WIB

JAKARTA- Setelah dikecam umat Islam dari segala penjuru dunia, Presiden Prancis Emmanuel Macron, memberikan pembelaannya. Dia berdalin, apa yang dia sampaikan adalah dalam upaya melawan Islam radikal, yang menjadi ancaman semua orang, termasuk kaum muslim sendiri.

Hal itu diungkapkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam wawancara ekslusif dengan Al Jazeera.   Macron mengatakan dia memahami perasaan umat Islam yang dikejutkan dengan tayangan kartun Nabi Muhammad tetapi menambahkan bahwa “Islam radikal” yang dia coba lawan adalah ancaman bagi semua orang, terutama Muslim.

Komentar Macron itu  disiarkan secara penuh pada hari Sabtu, muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara pemerintah Prancis dan dunia Muslim atas kartun tersebut, yang oleh umat Islam dianggap menghujat.

Baca juga: Jokowi Kecam Pernyataan Presiden Prancis dan Aksi Teror di Nice

“Saya memahami sentimen yang diungkapkan dan saya menghormati mereka. Tapi Anda harus memahami peran saya sekarang, untuk melakukan dua hal: mempromosikan ketenangan dan juga melindungi hak-hak ini, " kata Macron.

"Saya akan selalu membela di negara saya kebebasan untuk berbicara, menulis, berpikir, menggambar," tambahnya.

Macron juga mengecam apa yang dia gambarkan sebagai "distorsi" dari para pemimpin politik, dengan mengatakan bahwa orang sering dituntun untuk percaya bahwa karikatur adalah ciptaan negara Prancis.

Baca juga: MUI Serukan Umat Islam Boikot Semua Produk Prancis di Indonesia

"Saya pikir reaksi itu datang sebagai akibat dari kebohongan dan distorsi kata-kata saya karena orang-orang mengerti bahwa saya mendukung kartun ini," kata presiden dalam wawancara.

Macron mengacu pada penerbitan ulang karikatur oleh majalah Charlie Hebdo baru-baru ini untuk menandai pembukaan persidangan atas serangan mematikan terhadap stafnya pada tahun 2015 ketika kartun publikasi yang berbasis di Paris dikutip sebagai alasan penyerangan tersebut.

Presiden telah membela "hak untuk menghujat" di bawah hak kebebasan berbicara pada saat republikasi pada bulan September, beberapa minggu sebelum dia mendapat reaksi keras dari aktivis Muslim pada 2 Oktober ketika dia mengklaim dalam pidatonya bahwa Islam "dalam krisis global" dan diumumkan rencananya "untuk mereformasi Islam" agar lebih sesuai dengan nilai-nilai republik negaranya.

Baca juga: Menag RI Minta Umat Islam Tidak Terpancing Soal Pernyataan Presiden Prancis

Macron mengulangi pendiriannya tentang kartun tersebut setelah seorang guru Prancis, yang menunjukkan karikatur kepada murid-muridnya di kelas selama diskusi tentang kebebasan berbicara, dipenggal oleh penyerang pada 16 Oktober. Minggu lalu, penggambaran diproyeksikan di gedung-gedung pemerintah Prancis.

'Muslim korban pertama'

Sementara Muslim di Prancis mengutuk pembunuhan guru tersebut, mereka juga mengungkapkan kekhawatiran akan hukuman kolektif di tengah tindakan keras pemerintah yang menargetkan organisasi Islam dan serangan oleh kelompok main hakim sendiri di masjid.

Sementara itu, komentar Macron memicu kemarahan di seluruh dunia Muslim, menyebabkan puluhan ribu orang - dari Pakistan hingga Bangladesh hingga wilayah Palestina - untuk bergabung dalam protes anti-Prancis.

Baca juga: DPR Kecam Pernyataan Presiden Prancis yang Menghina Islam

Saat perdebatan tentang Islam dan kebebasan berekspresi semakin dalam dalam beberapa pekan terakhir, banyak pejabat dan pengunjuk rasa di negara-negara mayoritas Muslim mengeluarkan seruan untuk memboikot produk buatan Prancis.

Nabi sangat dihormati oleh umat Islam dan segala jenis penggambaran visual dilarang dalam Islam. Karikatur yang dimaksud dipandang oleh mereka sebagai ofensif dan Islamofobia karena dianggap mengaitkan Islam dengan terorisme.

“Saat ini di dunia ada orang yang mendistorsi Islam dan atas nama agama ini yang mereka klaim untuk dibela, mereka membunuh, mereka membantai ... hari ini ada kekerasan yang dipraktikkan oleh beberapa gerakan ekstremis dan individu atas nama Islam,” kata Macron.

Baca juga: Fraksi PKS Layangkan Surat Resmi Protes Kecam Pernyataan Presiden Prancis

“Tentu ini menjadi masalah bagi Islam karena umat Islam adalah korban pertama,” tambahnya. "Lebih dari 80 persen korban terorisme adalah Muslim, dan ini adalah masalah bagi kita semua," ujarnya. (win)

Tags:
Setelah DikecamPresiden Macron Berdalih MemerangiPresiden MacronIslam Radikal

Reporter

Administrator

Editor