JAKARTA – Seorang emak-emak atau Ibu-ibu yang diduga terkena gangguan jiwa berhasil merangsek naik ke lantai 12, Gedung Balaikota DKI Jakarta, Blok G, kemarin, Selasa (27/10/2020).
Saat diperiksa di lantai 12 oleh Pamdal dibantu TNI dan Polisi, ditemukan botol air mineral yang berisi bensin.
Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin menjelaskan, sekitar pukul 12.10 kemarin, seorang Ibu berhasil memasuki Gedung Balaikota Blok G, dengan alasan mau bertemu Biro Perekonomian.
Baca juga: Suami Bunuh Istri di Tangerang, Pengacara: Pelaku Alami Gangguan Jiwa Skizofrenia
Setelah melewati pintu pemeriksaan ibu itu kemudian naik ke lantai 12.
Setelah di lantai 12, lanjut Budi, anggota Pamdal Perempuan melakukan pemeriksaan kembali, namun Ibu tersebut justru membentak dengan nada kasar dan ancaman.
Kemudian Pamdal meminta bantuan petugas kepolisian dan TNI yang bertugas di Balaikota, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Libur Panjang, Jadi Momen Panen Rezeki Bagi Bisnis Rental Mobil
Budi melanjutkan, setelah dilakukan pemeriksaan didapati bensin dalam botol air mineral dan sepucuk surat yang ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Bensin tersebut diduga untuk melakukan pembakaran gedung Balaikota.
"Setelah itu beliau memaksa meminta bertemu kepala biro, katanya mau mengecek surat. Kami menduga ibu ini juga tidak waras karena suratnya juga surat aneh, bahasanya juga tidak beraturan," kata Budi, saat dihubungi wartawan, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: Pembakar Mobil Penyanyi Via Vallen Diduga Alami Gangguan Jiwa
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ibu yang diduga terkena gangguan jiwa tersebut, ditemukan surat kehilangan KTP. Alamat yang tertulis dalam surat tersebut berasal dari Nias, Nusa Tenggara Barat.
"Dari Nias, KTP nya juga gak jelas, jadi ada KTP surat KTP yang hilang, di situ ditulisnya Nias. Jadi gak jelas, ibu ini ngaku-ngakunya luar biasa," terang Budi.
Kemudian, Ibu tersebut dilepaskan setelah melalui pemeriksaan dan interogasi oleh pihak kepolisian yang bertugas di Balaikota, karena diduga Ibu tersebut mengalami gangguan jiwa.
Baca juga: Pelaku Pembunuh Ibu Kandung Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
"Kita amankan, kita lepas, kita ambil barang buktinya aja, karena kita melihat dari suratnya ini bahasanya gak nyambung antara satu kalimat dan yang lain, kita menduga sakit jiwa. Akhirnya kita lepas ibu itu," ujarnya. (yono/tri)