JAKARTA – Point dari semua jurus ampuh melawan Covid-19 adalah “satu-tarikan-nafas”, ungkap Egy Massadiah, Staf Khusus Kepala BNPB dalam lanjutan catatan perjalanannya bersama Tim Satgas Penanggulangan Covid-19.
Iman-aman-imun harus paralel dijalankan secara simultan, bersama-sama seperti kita menghirup udara saat bernafas.
Dus, kembali ke urusan kata Aman, adalah Muhammad Qodari peneliti dari Indo Barometer yang mengusulkan kepada Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, agar "urusan iman aman imun" ditambahkan kata wajib.
Baca juga: Aman, Iman, Imun Tiga Jurus Sakti Menghindari Covid-19
Pakai masker tak cukup disampaikan sebagai sesuatu yang penting, namun harus di tambahkan kata Wajib memakai masker.
Demikian juga Wajib jaga jarak, Wajib cuci tangan. Selanjutnya 3M berubah menjadi 3W (Tiga Wajib).
Apalagi memang 3 M sebelumnya sudah pernah popular di masyarakat: yaitu identik dengan gerakan anti nyamuk malaria: Menguras, Menutup, Mengubur.
Baca juga: Doni Monardo: Iman, Aman dan Imun Kunci Hadapi Covid-19
Tapi semua itu, tidak akan berfungsi maksimal kalau perut kosong. Katakan pula, semua syarat tadi terpenuhi, tidak akan produktif kalau kehilangan kegembiraan, stres, kurang olahraga dan rajin begadang.
Karenanya urusan ini pun juga ditambahkan kata wajib.
Contoh paling sederhana, kaum berada yang mampu mencukupi nutrisinya dengan makan steak, salad, dan lain-lain.
Baca juga: Doni Monardo Sebut OTG Adalah Pembunuh Potensial
Dia tetap saja rentan, manakala dalam tata pergaulan mengabaikan protokol kesehatan.
Contoh lain yang lebih konkret adalah sejumlah negara maju dan berpenghasilan ekonomi papan atas (dengan kasus corona tinggi).
Di sana, persoalan nutrisi rendah relatif minim. Minim pula persoalan dengan urusan perut.
Baca juga: Ikut Andil Penanganan Covid-19, Bus Sekolah Evakuasi 238 Pasien Selama Sepekan
Mengapa angka covid-19 tinggi? Lebih karena kebiasaan mereka hang-out, bergerombol dan mengabaikan protokol kesehatan.
Contoh lebih dekat di Jakarta, kenapa banyak klaster baru di perkantoran? Sederhana saja penjelasannya.
Banyak kaum pekerja berangkat subuh pulang malam dan selama di kantor berada pada ruang ber-AC, stres dengan pekerjaan.
Baca juga: Non Reaktif, Ratusan Pelajar Terjaring Saat Demo di Depok Dipulangkan
Makan terkadang pesan junk food secara daring, pulang malam sudah letih, terkadang masih harus menyelesaikan pekerjaan kantor atau problem lain di rumah.
Tidak sempat olahraga. Tentu saja, tipikal seperti ini rentan terpapar virus. Apalagi yang berangkat-pulang mayoritas menggunakan kendaraan umum.
Sungguh berbeda dengan Doni Monardo, yang kebetulan berlatarbelakang prajurit Kopassus.
Baca juga: Tingkatkan Imunitas, Pasien dan tenaga media di RLC Senam Aerobik
Hidup disiplin, termasuk dalam hal olahraga, dipraktikkan sebagai sebuah habbit atau kebiasaan.
"Mematuhi protokol kesehatan bukan berarti ada jaminan bebas dari serangan covid, apalagi jika kita abai dan lalai. Dalam hal ini semua protokol itu menjadi keharusan, bukan lagi ajakan atau himbauan. Ia menjadi sesuatu yang wajib," tegas Doni.
Dalam banyak kiprah teritorial sebagai panglima, Doni meninggalkan jejak-jejak “nutrisi” bagi masyarakat.
Baca juga: Yuk Jaga Imunitas Tubuh dengan Ramuan dari Empon-empon!
Contoh, pengembangan emas hijau dan emas biru. Emas hijau adalah segala budidaya dan pengolahan hasil kekayaan alam berupa tumbuh-tumbuhan atau pepohonan.
Sedangkan emas biru, segala budidaya dan pengolahan serta pengembangan hasil laut.
Masyarakat bukan saja sehat dan terjaga nutrisinya, tetapi juga sejahtera berkat emas hijau dan emas biru yang dirintisnya.
Baca juga: Biar Gak Mudah Sakit, Yuk Tingkatkan Imunitas Tubuh
Jika Anda bertanya, kapan seorang Doni Monardo bersenang-senang? Kata lirik lagu syahdu, “bahagia itu sederhana”.
Sesederhana itu pula Doni bisa merasa senang dan bahagia.
Sekadar menyebut contoh, selama tidur di kantor mulai hari Minggu hingga Jumat, Doni akan bersenang hati manakala bisa melakukan vicall dengan cucu tersayang – setidaknya menonton ulang video-video pendek cucunya yang tersimpan di hapenya.
Baca juga: Klaster Perkantoran di Jakarta Meningkat 10 Kali Lipat, Satgas Covid-19: Lebih Baik WFH
Nah, mari ber-“iman-aman-imun” dengan hati gembira. Intinya, jangan ditanya bagaimana caranya.
Orang kita paling pandai menciptakan kegembiraan. Main tebak plat nomor kendaraan yang lewat saja sudah bisa bikin hati bahagia.....
Dan ingat, semua itu sudah menjadi keharusan, sesuatu yang wajib, yakni 3 W (Wajib Iman, Wajib Aman, Wajib Imun) demi Menghindari Covid 19.(*/tri)