MASKER kini ibarat pakaian sehari-hari yang wajib dikenakan bila ingin terhindar dari virus corona. Masker menjadi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. Di mana pun berada, kemana pun kita beraktivitas, masker menjadi kewajiban dikenakan.
Kewajiban mengenakan masker bukan hanya berlaku di Indonesia, tapi juga diterapkan di seluruh negara. Mengapa? Karena pandemi Covid-19 kian mengerikan. Dua peneliti asal Amerika Serikat (AS), Anthony R. Fehr dan Stanley Perlman menyebutkan mahluk bernama ‘virus corona’ ukuran diameternya 125 nanometer atau 0,125 mikrometer.
Akan tetapi virus ini amat dahsyat hingga dalam waktu cepat membuat jutaan manusia terkapar. Secara global, jumlah penduduk dunia yang terpapar Covid-19 mencapai 29 juta jiwa lebih, dengan angka kematian 924.127 jiwa. Sedangkan di Indonesia, jumlah kasus positif sudah melampau angka 221.000, dengan jumlah pasien meninggal dunia 8.840 orang lebih.
Seluruh dunia kini perang menghadapi Covid-19. Dan perisai pertama dalam menghadapi serangan virus corona, adalah masker. Begitu pentingnya masker, hingga penutup hidung dan mulut ini kini harus menjadi kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari.
Penularan Covid-19 terus terjadi. Munculnya klaster-klaster baru penyebaran Covid-19, salah satunya karena masyarakat tidak patuh pada protokol kesehatan. Klaster permukiman, klaster pasar, klaster keluarga, muncul berawal karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Mengapa protokol kesehatan begitu penting? Karena mematuhi aturan protokol kesehatan, kita telah memagari diri sendiri dan orang lain, termasuk keluarga dari bahaya virus corona. Oleh sebab itu, mulai sekarang patuhi ‘3M’ yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Presiden Joko Widodo tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, mengenakan masker. Terlebih lagi World Health Organization (WHO) merekomendasikan, memakai masker salah satu cara mencegah penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, masker wajib dikenakan di mana pun, kapan pun dan saat bertemu siapa pun. Bukan cuma ketika berada di kerumunan tapi juga ketika bertemu dengan:
1. Bertemu dengan tetangga.
Jangan pernah menganggap tetangga kita atau warga di permukiman tempat kita berdomisili, semuanya sehat. Tidak ada yang mengetahui apakah tetangga kita sehat, atau suspect atau orang tanpa gejala. Mengobrol tanpa mengenakan masker, sangat berisiko menghirup virus dari orang yang terpapar. Virus dapat berpindah dari orang lain ke diri kita, atau sebaliknya.
2. Bertemu Teman
Bertemu teman, tidak bisa dihindari bagi warga yang sehari-hari tetap melaksanakan aktivitas, atau ketika ngobrol atau ngopi bareng. Tetap pakai masker bila kamu tidak ingin terpapar virus corona. Begitu pula ketika berada di tempat umum seperti di pasar, atau tempat lainnya.
3. Bertemu Saudara
Jangan pernah menganggap diri kita sehat walafiat, atau saudara dan kerabat kita sehat walfiat saat bertemu. Jangan pernah berfikir ‘dia adalah saudara saya’ lalu masker yang kita kenakan dilepas. Bertemu siapa pun, saat kondisi pandemi saat ini masker wajib dipakai.
Studi dari tim peneliti di Texas dan California menemukan bahwa pakai masker merupakan cara paling efektif untuk mengurangi penularan Covid-19. Efektivitas memakai masker dengan baik dan benar dapat menekan peluang penularan lebih dari 50 persen. Hasil penelitian para peneliti di Texas dan California, Amerika Serikat (AS), tim peneliti membandingkan tren tingkat infeksi Covid-19 di Italia dan New York, AS, sebelum dan sesudah aturan penggunaan masker wajah diwajibkan.
Hasilnya, memakai masker dapat mencegah lebih dari 78.000 infeksi di Italia, selama 6 April dan 9 Mei. Sedangkan di AS, mencegah lebih dari 66.000 infeksi di New York City selama 17 April dan 9 Mei. Karena itu, tetaplah pakai masker.