JAKARTA - Puluhan petani keramba jaring apung ikan kerapu di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu terancam gagal panen. Disebabkan, sejumlah ikan hasil budidaya milik mereka mati akibat terkena tumpahan Pek atau limbah minyak.
"Bisa dibilang ikan-ikan yang mati ini usianya sudah siap untuk di panen, kalau kayak begini sudah pasti rugi," ucap Tono, salah satu petani budidaya ikan kerapu, Rabu (19/8/2020).
Menurutnya, kerugian akibat matinya ikan-ikan kerapu miliknya mencapai Rp5 - 6 juta nilainya. "Ini kan yang baru terhitung sampai hari ini saja, kemungkinan ikan yang mati jumlahnya bisa terus bertambah. Karena tumpahan Pek masih menggenangi perairan," ungkapnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yadi, petani keramba jaring apung ikan kerapu di Pulau Pari, lainnya. Puluhan ikan miliknya yang ada di setiap unit keramba jaring apung mati , dalam sehari. "Kejadian kayak begini memang bukan pertama kali, terakhir sekitar tahun 2008 ada tumpahan minyak juga," ungkapnya.
Para petani budidaya ikan kerapu ini, mengaku telah melaporkan adanya pencemaran yang menyebabkan ikan-ikan budidayanya mati ke Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta.
"Sudah lapor tapi sampai sekarang tidak tidak penanganannya . Kami sebagai petani sangat berharap ada penanganan, dan juga ganti rugi dari pemerintah atau mereka yang melakukan pencemaran ," tegasnya. (deny/ruh)