SERANG – Dampak keputusan Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) yang memindahkan kas umum daerah (KUD) dari Bank Banten ke Bank Jabar Banten (BJB), membuat nasabah resah, dan melakukan aksi rush money atau penarikan uang secara besar-besaran di bank tersebut.
Nasabah dari berbagai daerah di Kota Serang beramai-ramai melakukan penarikan uang, salah satunya terlihat di Kantor Cabang Bank Banten di Jalan Ahmad Yani, Sumur Pecung, Kota Serang, Kamis (23/4/2020).
Pantauan di lapangan para nasabah mengaku resah karena Bank Banten akan mengalami kebangkrutan. Kemudian para nasabah juga mengeluhkan ATM Bank Banten kadang eror saat melakukan penarikan. Akibat mesin atm terkendala, mengakibatkan antrian semakin panjang.
Satu seorang sekuriti Bank Banten cabang Serang mengatakan penyebab errornya ATM lantaran banyaknya warga yang terus melakukan penarikan uang.
"Untuk hari ini yang penarikan manual di atas Rp50 juta sudah tutup karena sudah 300 orang yang sudah daftar. Mungkin besok pagi jam tujuh bisa lanjut. Kalau ATM masih bisa tapi kemungkinan terjadi error karena masih banyak warga yang terus lakukan penarikan di sini," ucapnya.
Salah seorang nasabah asal Kota Serang, Shogun mengatakan melakukan penarikan lantaran ketakutan uangnya tidak bisa cair. Makanya ia langsung bergegas mendatangi kantor pelayanan Bank Banten yang ada di Kota Serang.
"Saya ngantre dari pagi, tapi sudah antre begini. Saya khawatir aja uang saya tidak bisa dicairkan karena infonya mau kolaps, lumayan aja lah narik 5 juta juga, karena buat kebutuhan Ramadan nanti," ucapnya.
Nasabah lain, Wahyu mengaku kaget ketika mendengar bahwa Pemprov Banten memindahkan kas daerah ke BJB. "Saya juga berencana akan tarik semua uang di Bank Banten," ujarnya.
Sementara itu Direktur Bank Banten, Kemal Idris ditemui wartawan usai menghadiri rapat tertutup dengan Komisi III DPRD Banten menolak diwawancarai, terkait dengan rush money dan kebijakan WH. (haryono/tri)