ADVERTISEMENT

Material Bekas Proyek Galian Diburu Pengais Besi Tua

Jumat, 30 November 2018 00:59 WIB

Share
Material Bekas Proyek Galian Diburu Pengais Besi Tua

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA – Kerasnya kehidupan di Jakarta bisa ditemukan sehari-hari di berbagai wilayah. Salah satunya di Jalan Hayam Wuruk Raya, Jakarta Barat. Belasan orang pencari besi tua terlihat sibuk mencari besi tua, kabel, peralon dan lainnya yang tidak terpakai di proyek normalisasi saluran di sepanjang jalan tersebut, Kamis (29/11). Dengan menggunakan gergaji besi, palu godam besar, balok serta gerobak, mereka terlihat semangat mengais satu persatu besi-besi yang sudah menyatu dengan beton. Meski beton yang sudah tahunan tertanam di dalam itu keras, mereka tetap semangat meruntuhkan beton tersebut. Satu beton itu dihancurkan pakai palu ukuran besar yang biasa disebut godam. “Beginilah nasib orang kecil. Harus pandai cari rezeki di Jakarta. Besi-besi bekas ini, kami jual untuk menghidupi anak dan istri di rumah," kata Edi Suyoto, pencari besi yang ditemui di lokasi. DIJUAL KE PENGEPUL Karena itu, sejak jalanan dikeruk untuk proyek saluran, ia dan rekannya langsung menunggu dan memotong besi itu jika sudah dikeruk mobil beko dari pinggir jalan. Menurut Edi, besi-besi yang berhasil dikumpulkan ini dijual ke pengepul seharga Rp 3.500/Kg. Kalau sedang bagus, ia bisa mendapat 20 Kg besi yang jika dijumlah bisa memperoleh Rp75 ribu. Jumlah tersebut dinilai cukup, apalagi dirinya juga sehari-hari jual beli barang bekas dan bisa mendapat penghasilan tambahan. Jika tidak ada proyek pengerjaan saluran, ia berkeliling di kawasan Tamansari dan sekitarnya. Pantauan di lokasi, proyek normalisasi saluran ini menimbulkan kemacetan dari arah Olimo, Mangga Besar menuju lampu merah Hayam Wuruk. Untuk mengurai kemacetan, polisi mengizinkan mobil dan motor melalui jalur busway. (tiyo/ruh/st)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT