ADVERTISEMENT

Melestarikan Budaya di Tengah Keterbatasan Modal

Sabtu, 24 November 2018 16:05 WIB

Share
Melestarikan Budaya di Tengah Keterbatasan Modal

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA - Sanggar tari dan budaya selama ini kesulitan untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Pasalnya, di tengah mereka berjuang demi menjaga kebudayaan, perlu modal besar untuk membuat suatu kegiatan kolosal. Hal inilah yang dirasakan sanggar Bengkel Tari Ayubulan, yang mengaku harus jatuh bangun demi melestarikan kebudayaan Indonesia. Pasalnya, pengeluaran untuk pementasan itu begitu besar. "Yang menjadi kesulitan hampir di semua sanggar adalah modal, karena itu kami perlu perhatian pemerintah," kata ketua Bengkel Tari Ayubulan, Ayu Bulantrisna, Jumat (23/11/2018) malam. Menurutnya, modal besar itu sangat diperlukan untuk menciptakan kolosal demi menampilkan tari. Pasalnya, untuk menggelar itu pastinya perlu ada orkestra, gamelan, kostum, rias, dan latihan. "Karena penari berbeda dengan seniman lain yang misalnya membuat lukisan atau patung. Kalau kami dilihat satu kali tapi usahanya begitu banyak," ujar Ayu usai menggelar kegiatan teater tradisi di TMII. Atas hal itu, Ayu pun berharap kedepannya sanggar-sanggar yang ada didukung, dimajukan dan dibantu. Dengan begitu, kreativitas itu tak akan mandek dan para penari bisa tetap berkreasi. "Kami bersyukur TMII memberi kesempatan untuk tempat dan bahkan didukung dengan baik. Tanpa dukungan itu, kami tidak bisa menyapa masyarakat dan meningkatkan seni tari kita di dunia," ungkapnya. Sementara itu, Direktur Budaya TMII, Sulistyo Tirtokusumo menambahkan, TMII yang merupakan tempat pelestari budaya akan terus memfasilitasi para seniman yang ada. Pihaknya juga siap menjadi ruang ekspresi dan kreatif. "Karena para penari inilah yang selama ini melestarikan budaya Indonesia," ungkapnya. Sulistyo menyebut, tempatnya akan jadi rumah kebersamaan dalam seni budaya dari Aceh hingga Papua. Dan di TMII juga hingga saat ini banyak sanggar yang terus melestarikan kebudayaan Indonesia. "Apalagi saat ini anak-anak sangat gemar untuk hadir dan belajar, harapannya seni budaya hadir sehingga bisa terus menginspirasi mereka," ungkapnya. Kedepan, Sulistyo menilai seni dan budaya Indonesia mampu bersanding dan menjadi contoh negara lain. TMII pun akan terus merangkul agar kebudayaan ini tetap tumbuh di tengah masyarakat Indonesia. "Kami siap memberikan sinergi, makanya momentum ini harus dijadikan semangat untuk menjadi ruang aktivitas dan edukasi untuk menjadi rumah peradaban dan inspirasi dunia," pungkasnya. (ifand/ys)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT