ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
INI benar-benar pasangan koplak dari Surabaya. Muradi, 39, menyelingkuhi adik ipar. Padahal istrinya, Atun, 35, juga selingkuh dengan suami dari adik sendiri. Setelah lama saling mengetahui penyelewengan itu, kemudian mereka bersepakat untuk cerai saja, ketimbang bangunan rumahtangga koplak begitu. Punya adik ipar cantik, memang bikin banyak suami tergoda iman. Tapi adik ipar yang ganteng juga bisa memancing kemesuman dalam rumahtangga. Kuncinya hanya satu, iman harus lebih kuat ketimbang si “imin”. Mereka harus memegang prinsip, secantik apapun bini orang, itu hanya ikan yang yang hanya patut dilihat-lihat bukan untuk digoreng. Muradi yang tinggal di Surabaya, ternyata lelaki mata keranjang tiada tara. Istri sendiri sebetulnya cukup cantik. Tapi melihat Kesi, 32, adik iparnya yang sekel nan cemekel, berubah juga ukuran celananya. Tadinya hanya ukuran M. Tapi begitu melihat Kesi melintas, mendadak berubah. “Lho, lho, kok jadi ukuran XL, gimana toh ini?” keluh Muradi. Kesi ini juga sudah bersuami, namanya Witono, 37. Orangnya lebih ganteng ketimbang Muradi. Eeh, ternyata Atun diam-diam juga naksir suami adiknya itu. Setiap melihat Witono, jantung Atun berkedut-kedut. Lalu dia membayangkan betapa indahnya kemesraan bersama suami adiknya itu. Yang namanya setan sih, soal begituan paling demen jadi sponsor. Sponsor dalam semangat dan tekad lho ya, bukan pendanaan. Soal duit sih, setan terus terang tak memiliki. Dia memang tak membutuhkan alat pembayar yang sah itu. Maklum, setan tak pernah makan nasi gudeg Adem Ayem dari Solo, atau soto ayam Kadipiro Yogya. Kelompok setan hanya doyan kembang dan kemenyan, itupun hanyamalem Jumat Kliwon dan Selasa Kliwon. Gara-gara disemangati oleh setan gundul itu tadi, aspirasi Muradi atas Kesi berbalas. Begitu juga hasrat Atun pada Witono juga dapat sambutan setimpal. Maka jika situasinya sangat kondusif, terjadilah barter suami/istri itu tanpa sepengetahuan pasangan masing-masing. Sebetulnya rasanya sama saja, yang mahal itu sensasinya, Bleh! Lama-lama Atun tahu bahwa suaminya ada main dengan Kesi adiknya. Tapi bagaimana dia mau protes, wong Witono suami Kesi pada malam tertentu juga menyatroni kamarnya. Perasaan yang sama juga terjadi pada Muradi. Dia tahu istrinya ada main dengan Witono. Tapi mana bisa klaim, wong dia sendiri juga ngencani bini Witono. Begitulah, karena sama-sama tahu, perslingkuhan dalam keluarga bisa bertahan lama. Di sinilah uniknya, membara di kamar orang, mendingin di kamar pribadi. Ini sungguh hal yang membosankan. Lama-lama baik Muradi maupun Atun buka kartu. “Ketimbang rumahtangga tidak sehat terus dipelihara, mending kita cerai saja yuk.” Kata Atun. Ternyata Muradi menjawab sigap, “Ya ayoooo… !” Mereka pun kemudian bersama-sama mengurus perceraiannya di Pengadilan Agama Surabaya. Kenapa nggak tukar guling saja Mas? (JPNN/Gunarso TS)
ADVERTISEMENT
Berita Terkait
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berita Terkini
ADVERTISEMENT
0 Komentar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT