ADVERTISEMENT

Anies: Imunisasi Difteri Dilakukan Dari Puskesmas Hingga Mal

Senin, 11 Desember 2017 10:32 WIB

Share
Anies: Imunisasi Difteri Dilakukan Dari Puskesmas Hingga Mal

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai sosialisasikan Outbreak Response Immunization (ORI) sebagai pencegahan penyakit difteri. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Kepala Dinas Kesehatan DKI, Korsmesi Priharto melajukan pencanangan ORI di SMA Negeri 33, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (11/12/207). Anies mengatakan ORI akan membidik 1,2 juta orang di Jakarta. Jakarta masuk sebagai daerah kondisi luar biasa (KLB) terhadap difteri. Anies mengungkapkan, selain di Kepulauan Seribu, penderita difteri ditemukan di semua wilayah kota. Dari 2014, kata Anies, temuan kasus difteri selalu meningkat di ibukota. "Ada peningkatan dari 4 kasus di 2014, jadi 9 kasus di 2015, lalu 17 kasus di 2016 dan per hari ini ada 25 kasus. Dan ada kematian 2 orang yang fatal sehingga meninggal," ujar Anies. Dijelaskan Anies, program ORI dimulai di Jakarta Barat untuk kemudian dilanjutkan di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan pemberian vaksin kepada warga dilakukan secara gratis. Untuk menjangkau warga, memberikan vaksin dimungkinkan tidak hanya dilakukan di puskesmas tapi juga pusat perbelanjaan. "Warga bisa mendapatkannya di mana saja nanti ada di puskesmas, di rumah sakit, bahkan kita akan buka di mal-mal. Kita akan menjangkau ke seluruh wilayah," tandas Anies. Sementara itu, Menkes Nila Moeloek berharap agar warga dapat mengikuti vaksinisasi untuk pencegahan difteri. Nila mengungkapkan cakupan imunisasi difteri turun. Nila menengarai, hal ini yang membuat KLB difteri kembali terjadi. "Angka cangkupan dari masyarakat untuk difteri turun 60 persen. Dulu pernah kita bisa menguasi difteri tahun 1990. Timbul lagi KLB ini tahun 2009 kita kuasai 2013 sudah tidak ada lagi. Tapi kelihatan sekarang terjadi lagi. Kalau kita lihat ini berarti angka-angka yang terkena anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi dan ini dibenarkan pada waktu kita mendapatkan melakukan suatu penelitian ini," terang Nila. Dikatakan Nila, imunisasi sejak dini diberikan pada anak usia 2 hingga 4 bulan. Imunisasi kemudian diulang lagi pada saat umur 18 bulan. Tidak hanya berhenti di situ, saat mulai masuk usia sekolah dasar, anak saat kelas satu, dua dan lima kembali mengulang pemberian vaksin. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Korsmesi Priharto mengatakan d Jakarta Barat terdapat 700.000 warga baik anak maupun dewasa yang menjadi target imunisasi. Untuk memastikan program ORI terjangkau, Dinas menginstruksikan agar Suku Dinas Kesehatan menjemput bola dengan mendatangi pemukiman warga. "Kalau di Jakarta Barat ada sekitar 700.000 anak dan orang dewasa," ujar Koesmedi. Koesmedi menerangkan ORI dilakukan serentak. Pekan kedua pada Desember imunisasi akan dilakukan pada bulan Desember 2017, Januari dan Juni 2018. (ikbal/sir)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT