Penumpang KRL Keluhkan Sempitnya Peron Stasiun Bojongede

BOGOR (Pos Kota) – Ratusan penumpang yang naik dan turun dari KRL Commuter Line di Stasiun Bojonggede mengeluhkan minimnya infrastruktur di stasiun ini. Minimnya atap di stasiun ini membuat penumpang yang baru turun dari Commuter Line basah kuyup saat hujan. “Saat hujan bersama kita gendak turun dari Commuter Line, penumpang berebut berteduh di peron, namun terbatasnya atap membuat penumpang terpaksa kehujanan. Begitupula, saat mau menerobos keluar peron, kita tak bisa jalan karena sudah disesaki penumpang yang berteduh,” keluh Soihin, komuter (sebutan penunpang setia KRL) asal Bojong Gede, Kamis. Komuter lainnya berharap PT KAI menambah atap di sepanjang pintu masuk dan keluar Stasiun Bojong Gede. “Selain itu di jalur satu KRL mutlak dipasang atap, agar penumpang tak basah kuyup saat hujan. Kita berharap PT KAI memperhatikan jkini, bukankah mereka berkoar-koar akan terus berupaya meningkatkan pelayanan?,” timpal Hillmi, komuter lainnya. Selain itu, sejak wajah stasiun ini direhab, masih menyisahkan besi beton di sekitar jalur satu KRL. “Tumpukan besi ini nonggol ke permukaan, meski ditutupi batu besar, tapi bisa membahayakan penumpang saat berebut naik kereta bisa saja tersenggol besi ini,” ujar komuter lainnya. Kepala Stasiun Bojonggede, Andri mengakui perombakan wajah stasiun ini belum tunas dikerjakan karena terbentur anggaran. “Perbaikan masih akan dilanjutkan, apalagi stasiun ini sudah dikategorikan stasiun besar, Namun pelaksanaan saya tidak tahu kapan. Katanya setelah perombakan di Stasiun Citayam, Depok Baru stasiun ini mendapat giliran diperbaki lagi,” ujarnya seraya menyebutkan di staisun ini setiap hari penumnpang yang naik dan turun sekitar 35 ribuan. (iwan) Teks ; Ratusan penumpang berebut berteduh di peron pintu keluar stasiun Bojongede saat hujan.