ADVERTISEMENT

Merpati Numpuk Utang, Pilot Datangi Pegadaian

Jumat, 7 Februari 2014 19:19 WIB

Share
Merpati Numpuk Utang, Pilot Datangi Pegadaian

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA (Pos Kota) – Utang yang menumpuk serta berbagai polemik yang dialami maskapai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) menyebabkan BUMN plat merah ini diujung tanduk. Dari utang Rp6,7 triliun hingga gaji pegawai belum dibayarkan manajemen. Akibatnya berbagai organisasi yang ada dilingkungan Merpati seperti pilot, pramugari, teknik dan ground staf menyampaikan keluhan atas masalah tersebut di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat pagi (7/2). Namun dari ribuan karyawan dan asosiasi, hanya sekitar 150-an saja yang hadir. “Banyak lagi pegawai Merpati yang nggak bisa berangkat ke sini, karena mereka tidak ada ongkos ke sini karena belum digaji. Yang hadir di sini sekarang, karena aja masih punya uang tabungan," ucap Sudiarto, Ketua Asosiasi Pegawai Merpati, kepada wartawan. Bahkan lebih banyak lagi, karyawan tidak bisa berangkat ke kantor Merpati lantaran sudah kehabisan uang, sehingga untuk ongkos saja tidak ada. Pilot MerpatiPilot, pramugari dan pegawai  PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) di kantor Basarnas, Kemayoran, Jumat (7/2) pagi . Menunggu nasib setelah penerbangan ditutup. (dwi) Dikatakannya, Manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) sudah tiga bulan tidak lagi memberikan gaji kepada para pegawai Merpati. Hal ini lantaran Merpati dililit berbagai masalah selain masih harus menunggu program Kerja Sama Operasional (KSO) berjalan terlebih dahulu dan tengah menunggu prosedur putusan dari Kementerian Keuangan sudah tidak dapat digagalkan lagi oleh beberapa faktor. PULUHAN PILOT MUNDUR Captain RD Sardjito S, ketua Asosiasi Pilot Merpati (APM) menambahkan, dari 178 pilot, ada 50 pilot mengundurkan diri lantaran mereka perlu kepastian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Menurutnya, ada diantara pilot keluarganya sudah ke pegadaian untuk menggadaikan barang berharga milik istrinya seperti emas, kalung, mobil, motor dan lainnya. “Status sih pilot. Tapi kalau sudah kepepet gak ada uang, ya mendatangi pegadaian,” kata Juzar, satu pilot Merpati. Para pilot, pramugari, dan pegawai Merpati yang berkumpul Jumat kemarin di gedung Basarnas, tidak tahu bagaimana kondisi pasti rekan sejawat lainnya yang ada di daerah. Namun, ia memperkirakan kondisi mereka sama sulitnya, apalagi bagi para pilot yang tak punya sumber penghasilan lain, dan istrinya hanya ibu rumah tangga. Ditambah lagi banyak pilot yang masih terikat dengan cicilan utang rumah dan mobil khususnya pilot yang baru masuk. Sardjito menuturkan, selaku ketua APM, ia tak bisa mencegah para pilot keluar meninggalkan maskapai pelat merah yang terlilit utang lebih dari Rp 6,7 triliun itu. Yang diharapkan pilot Merpati cukup sederhana, hak-hak normatif mereka dibayarkan. (dwi/d)  

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT