ADVERTISEMENT

Alamak...Banjir Lagi Banjir!

Jumat, 10 Januari 2014 08:37 WIB

Share
Alamak...Banjir Lagi Banjir!

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SEJAK pagi hingga petang kemarin kota kita diguyur hujan. Pada sebagian lokasi sangat lebat. Bahkan  ketinggian sederetan gedung pencakar langit di kawasan Jl. MH Thamrin  tak tampak akibat berselimut awan tebal. Walau  sudah memasuki era baru tahun kedua, di sana-sini Jakarta kita masih kebanjiran. Ketinggian air bah sekitar 10 Cm  - 50 Cm . Bukan hanya menimbulkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah  taoi juga tetap merepotkan ribuan keluarga  penghuni rumah di lokasi yang tergenang. Kemungkinan banjir bandang terulang pada musim penghujan kali ini, bukanlah isapan jempol. Tanda –tanda kuat ke arah itu dapat dicermati dari ketidak-mampuan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan pemprov menyerap tuntas anggaran sesuai dengan peruntukan. Uang yang mesti  dipakai membiayai pembangunan sarana –prasarana kota tahun anggaran 2013 guna meminimalisir banjir  tak terserap sebanyak triliunan rupiah. Tidak terpakai bukan lantaran sukses menghemat, tapi  akibat tak berdaya merealisasikannya. Kasus relatif mudah dilihat tentang kerusakan pompa alat kendali pada sejumlah pintu air. Data Dinas Pekerjaan Umum menyebut ada 73 mesin kapasitas raksasa yang menjadi kewenangannya, ternyata 11 unit tak berfungsi alias rusak. Karuan saja air bah pada kawasan yang mengandalkan pompa tak dapat didorong menuju muara. Pertanyaan kita, mengapa  hanya sekadar memperbaiki pompa rusak saja tidak bisa selesai sebelum dibutuhkan? Pada masa Jakarta Baru persoalan setingkat itu seharusnya  sudah tuntas ditangani sejak dini. Bila perlu semua mesin  pompa diganti denan yang lebih canggih. Ketidak-berdayaan pemprov membuat kita  hopeless menghadapi ancaman banjir bandang.   Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, cuaca kota makin buruk mulai pertengahan Januari 2014. Kita tidak anti-pemerintahan Gubernur Jokowi – Wakil Gubernur Ahok. Posisi selalu mengkritis, jauh lebih bermanfaat  bagi warga Jakarta. Larut  dalam segala bentuk dukungan atau pujian seakan tanpa cela, justru menjadi bumerang bagi kepemimpinan keduanya. Kinerja Joko Widodo atau Jokowi bersama Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok adalah  tumpuan jutaan penduduk kota ini. Beranjak dari sikap itu aspirasi kita tidak bergeser atau tetap menghendaki  agar yang bersangkutan fokus menyelesaikan masa bakti 5 tahun sebagai gubernur dan wakil gubernur. Menangulagi banjir dan kemacetan lalu lintas sesuai dengan janji  kampanye pada  Pilkada 2012 serupa dengan utang. Sungguh-sungguhlah bagi keduanya untuk merealisasikan agenda mewujudkan Jakarta Baru. Membelanjakan uang  daerah  saja tak mampu optimal, maka sulit diprediksi sukses macam apa yang dapat  diraih jika a memaksakan diri menjadi pemimpin  bagi 250 juta penduduk Indonesia. Pikiran kita wong clik yaitu punya puluhan triliun rupiah  yang  tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tiada lain untuk menyejahterakan rakyat di Jakarta. Jadi hasil pemanfaatannya harus nyata. Lha  apa kata dunia, hari gini  Jakarta kebanjiran lagi  antara lain akibat mesin pompa di sejumlah pentu air masih  rusak? Alamak..!***

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT