ADVERTISEMENT

Wanita Rentan Jadi Korban, Apa Penyebabnya?

Jumat, 26 April 2024 05:01 WIB

Share
Ilustrasi pembunuhan anak oleh ibu di Bekasi. (Pixabay.com/niekverlaan)
Ilustrasi pembunuhan anak oleh ibu di Bekasi. (Pixabay.com/niekverlaan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PERISTIWA pembunuhan dengan wanita yang menjadi korban kembali terjadi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Terbaru ditemukannya sebuah koper berwarna hitam yang berisi jasad seorang wanita teronggok di pinggir jalan di Inspeksi Kalimalang, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Kamis, 25 April 2024.

Kejadian itu menambah daftar kasus pembunuhan dengan wanita menjadi korban dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya sesosok mayat wanita juga ditemukan terbungkus kardus AC di dermaga Pulau Pari, Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 13 April 2024 lalu. Subdit Jatanras Polda Metro Jaya yang mengungkap kasus tersebut meringkus seorang pria berinsial NYP (28) sebagai pelaku.

Hubungan antara pelaku dengan korban, R (32) adalah teman kencan. Pelaku tega menghabisi nyawa korban dengan cara dicekik lantaran sakit hati dengan ucapan korban setelah meminta bayaran lebih usai berkencan.

Selanjutnya pada Sabtu, 20 April 2024 pagi, kembali ditemukan mayat wanita hamil di dalam sebuah ruko di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saat ditemukan kondisi jasad perempuan berinisial RN (34) cukup mengenaskan lantaran berlumuran darah yang berasal dari bagian bawah tubuhnya. Kurang dari 24 jam kepolisian dari Polsek Kelapa Gading dan Polres Jakarta Utara mengungkap dengan mengamankan seorang pria, kekasih korban berinisial A (27).

 

Kendati diduga kematian korban akibat pendarahan saat melakukan pengguguran kandungan, polisi tetap menetapkan A dengan pasal  pembunuhan.

Dari ketiga kasus ditemukan kemiripan dengan kondisi korban saat ditemukan. Pelaku mengkondisikan jasad korban dengan rapih sebelum membuangnya atau meninggalkannya. Itu artinya sebelum terjadi pembunuhan ada interaksi antara korban dengan pelaku yang mengindikasikan keduanya saling kenal atau setidaknya hubungannya dekat.

Melihat dari kualitas pembunuhan yang dialami korban, khususnya pada kasus dalam koper dan kardus, aksi pelaku terbilang sadis seolah ingin melampiaskan emosinya terhadap korban. Lampiasan emosi biasanya terjadi akibat tersulut dari tindakan atau ucapan yang dapat memicu amarah pelaku, semisal ucapan menyakitkan atau makian yang membuat pelaku sakit hati.

Mengapa terjadi konflik di antara keduanya? Perseteruan tidak akan terjadi jika tidak ada komunikasi antara korban dan pelaku yang saling kenal. Melihat fenomena yang terjadi belakangan ini di mana banyak wanita menjadi korban pembunuhan, menunjukkan adanya ketimpangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan. (*)
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT