ADVERTISEMENT

Karyawati Mencari `Nasabah` Dalam Urusan Asmara

Rabu, 13 November 2013 09:22 WIB

Share
Karyawati Mencari `Nasabah` Dalam Urusan Asmara

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PEGAWAI bank mencari nasabah itu biasa. Tapi jika yang dicari “nasabah” dalam urusan cinta, itu mungkin baru Chamiah, 24, dari Lhokseumawe (Aceh). Di kala tugas di Beureunun, Pidie, eh….malah dipergoki suami habis kelonan bersama PIL selaku “nasabah” asmaranya. Suami cap apa yang nggak mencak-mencak dibuatnya? Bank adalah jenis usaha yang menjual kepercayaan. Sebab tanpa kepercayaan tinggi mana orang mau menitipkan uangnya pada orang-orang yang bukan kakek atau neneknya, menantu atau mertuanya. Maka terkutuklah para oknum karyawan di BSM Bogor itu, tega-teganya menilep uang nasabah hingga Rp 102 miliar dengan kredit fiktif. Jika orang tak lagi percaya pada bank, bisa ambruklah perekonomian nasional secara sistemik. Chamiah pegawai bank di Beureunun, Pidie, memang tak sejahat itu. Sialnya, dia bisa dipercaya sebagai pegawai bank, tapi tak bisa dipercaya sebagai istri. Bagaimana tidak, di kala suaminya kesepian di Lhokseumawe, eh di tempat kos-kosan Beureunun, dia malah kelonan dengan “nasabah” dalam asmara, si  Rosid, 26. Tambah sial lagi, baru saja berbagi cinta dengan sang PIL, eh Harun, 30, suaminya unclug-unclug datang dari Lhokseumawe. Tadinya mau setor bonggol, jadinya malah dongkol! Harun dan Chamiah menikah baru 2 tahun lalu. Mereka belum punya momongan karena kesibukan masing-masing. Betapa sibuknya pasangan suami istri ini, ketika Chamiah dipindahtugaskan ke Beureunun sebagai karyawati bank, saami tak bisa mendampinginya. Walhasil, meski suami istri tapi mereka berjauhan. Ketemu hanya sebulan sekali; kadang Harun yang ke kos-kosan istri, kadang Chamiah yang Lhokseumawe dalam rangka ”jemput bola” suami. Biasanya sebulan sekali Chamiah datang ke Lhokseumawe, tapi sudah 2 bulan tak juga datang. Lazimnya selalu gencar berhape ria, kini sudah mulai jarang-jarang dengan alasan sibuk melayani nasabah. Katanya, kalau hari Senin sebagai teller dia sampai teler melayani antrian nasabah. ”Jadi maaf ya bang, saya tidak bisa berbalas rindu sama abang,” begitu sms Chamiah yang terakhir, yang diterima seminggu lalu. Benarkah sesibuk itu Chamiah bekerja? Memang sibuk dia, tapi sibuk melayani  ”nasabah” dalam urusan asmara. Sebab beberapa minggu ini dia punya gebedan baru, namanya Rosid, asal dari Lampoh Raya, Juelinke, Syiah Kuala, Banda Ace. Orangnya lebih muda dari suami. Pokoknya serba menjanjikan, dari tongkrongan hingga ”tangkringan”. Lho kok tahu? Memangnya sudah pernah uji coba tangkring metangkring? Nggak tahulah, yang jelas Rosid ini suka nginep-nginep di kamar Chamiah. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu, di kala keduanya baru saja selesai berbagi cinta bak suami istri, mendadak pintu diketuk orang yang ternyata Harun, suaminya. Buru-buru sang PIL diminta bersembunyi, meski dalam kondisi ala kadarnya. Harun pun segera masuk, sepertinya dia sudah curiga akan kondisi kos-kosan istrinya. Saat dia hendak ke kamar kecil, eh di situ dia menemukan seorang lelaki tak dikenal dalam kondisi nyaris telanjang. Kalau sedang mandi, tentunya bawa handuk dan sejumlah pakaian tergantung di kapstok. Tentu saja Harun jadi curiga. Makin curiga lagi, ketika diminta menjawab sejumlah pertanyaan jawabannya pating pecotot. Kecewa sekali Harun. Tadinya mau rapel rindu pada istri, kini malah jadi marah. Dia segera panggil warga sekitar. Penduduk pun segera berdatangan, tahu kelakuan tamu Chamiah, hampir saja Rosid dijadikan ”perkedel”. Untung pihak gampong (pamong) segera turun tangan. Kasus mesum Chamiah – Rosid ini diserahkan ke WH Sigli. Minta dicambuk berapa kali, neng? (JPNN/Gunarso TS)

ADVERTISEMENT

Reporter: Admin Super
Editor: Admin Super
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT